Perlakuan Terhadap
Uang Kita
![]() |
Uang rusak pengemispun tidak mau memmungutnya |
Uang merupakan salah tujuan kita
beraktifitas, kita bekerja untuk mendapatkan uang, untuk apa uang ini kita
gunakan. Semua tergantung kita selaku pemegang uang, uang ini oleh kita bisa
digunakan apa saja tergantung kemauan kita, apa mau kita beli barang, mau kita
bayar jasa tukang yang suruh memperbaiki rumah kita, atau kita sumbangkan ke
yayasan yatim piatu, pengamen atau yang meminta-minta di perempatan jalan.
Keajaibab kekuatan uang sangat
luar biasa ini, kata John Maynard Keynes
“Tidak ada sarana yang lebih halus dan
lebih ampuh untuk menjungkirbalikan basis masyarkat yang sudah mapan selain
merusak mata uangnya.... “. Ini sudah terbukti tahun 1998 negeri kita
dilanda krisis ekonomi yang cukup lumayan dasyat, hingga menurunkan kekuasaan
Orde Baru yang sudah mapan. Tapi bukan hal ini yang akan diulas pada tulisan
sekarang.
![]() |
Uang rusak tergilas roda kendaraan |
Selain itu, keajaiban kekuatan
uang ada yang lain yaitu dalam tempo yang singkat bisa bisa memindahkan
kekayaan, seperti tanah, mobil, rumah,
bisa ditukar dengan uang. Mendapat panggilan “Boss”, karena punya uang banyak.
Mendapat predikat orang kaya, karena punya uang banyak dibanding orang lain. Bisa
bayar utang barang dengan uang, selain itu sisi negatifnyapun ada yaitu orang
berbuat salah, salah satunya karena tidak punya uang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tapi bukan hal ini juga yang akan diulas pada tulisan sekarang.
Uang yang digunakan oleh kita
sehari-hari, uang sah untuk bertransaksi kapan saja, dimana saja kecuali di
Luar Negeri, karena sudah dijamin oleh Pemerintah, untuk kelangsungan perekonomian
bangsa dan negara. Uang yang dikeluarkan ada Pemerintah 2 jenis yaitu yang
terbuat dari logam dan kertas, yang lebih kita kenal uang logam dan uang
kertas.
![]() |
Di uang ini terletak wibawa dan biaya Pemerintah |
Uang yang digunakan oleh kita
sehari-hari, mempunyai nilai Intrinsik,
nominal dan nilai tukar. Nilai intrinsik adalah nilai bahan untuk uang
logam atau uang kertas, nilai nominal
nilai atau angka yang tertera pada uang logam atau uang kertas dan nilai tukar adalah nilai uang yang
tertera pada uang logam dan uang kertas ditukar menjadi barang sperti dibelikan
rokok, permen, bensin atau lainnya.
Pencetakan uang logam dan uang
kertas itu ada nilai intrinsiknya
atau biaya bahan, tapi tidak dibebankan atau dihitung oleh masyarakat, cukup
yang nilai nominalnya yang tertera pada uang tersebut untuk batasan nilainya. Cukup
besar biaya Pemerintah untuk mencetak kedua jenis uang ini.
Tapi perlakuan masyarakat
terhadap kedua uang ini sangat jauh minim sekali. Sering kita melihat uang
logam berserakan diperempatan jalan seperti di lampu merah. Tanpa ada yang mau
memungutnya, karena uang tersebut hanya Rp.100,- atau Rp.200,-. Pengemispun ogah memungutnya, karena untuk apa uang
sebesar itu, tidak dapat apa apa.
Karena tidak ada memungutnya,
maka uang logam itu hancur tergilas oleh roda kendaraan yang lewat. Padahal
disitu terletak wibawa Pemerintah dan biaya Pemerintah yang sudah dikeluarkan
untuk kesinambungan perekonomian bangsa dan negara. Maka tidak heran ada
beberapa negara yang menghilangkan uang logam seperti Korea selatan, Hmm...lumayan ada penghematan pencetakan
uang logam...he he he. Terima Kasih.
Karawang, 30 Juni 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar