Rabu, 14 Juni 2017

Kewajiban dan Kebutuhan

Kewajiban dan Kebutuhan

Makan adalah kebutuhan
Merupakan dua kata yang tidak saling mendukung, kewajiban kalimat tuntutan dari luar diri kita, sedang kalimat kebutuhan kalimat yang menuntut sesuatu dari luar untuk memenuhi harapan kita. Supaya terlihat ada koneksitas antara kewajiban dan kebutuhan. Kita memerlukan suatu media yaitu peraturan yang kita hadapi dan rasakan setiap hari, seperti peraturan lalu-lintas.

Kebutuhan datangnya ddari dalam

Pada hakekatnya peraturan itu dibuat oleh perwakilan masyarakat, bertujuan untuk mengatur agar  ketertiban, tidak ada yang rakus dan tidak ada yang kelaparan, tidak ada yang selalu diuntungkan dan tidak ada selalu dirugikan, sesuai dengan porsinya masing-masing, yang berunjung kepada penentuan hak dan kewajiban dan keadilan, itulah penting peraturan.

Tetapi, sungguh ironis di negeri tercinta ini masih banyak peraturan-peraturan yang dilanggar dengan sengaja, tentunya dengan berbagai alasan dibuatnya. Salah satu contoh yang gampang dilihat dan dirasakan adalah peraturan lalu lintas.
Sampai tidak menyisakan untuk penyebrang jalan

Sudah bukan rahasia umum lagi, bahwa kekurang disiplinan dari pengendaraan bermotor, sangat terlihat baik secara langsung, maupun tidak langsung melalui acara televisi, maupun melalui youtube.
Tentunya kita bertanya dalam diri kita sendiri, kenapa bisa begitu...., padahal tidak kurang apa untuk membuat pelanggar jera untuk melakukannya lagi. Tetapi masih banyak terjadi pelanggaran, bukannya menurun dengan adanya sanksi yang cukup lumayan berat, seperti didenda sampai dengan ratusan ribu rupiah.
ini masih mending menyisakan untuk enyebrang jalan

Setelah merenung sejenak...., saya dapat jawabannya...ntah benar ntah tidak he he he, ternyata peraturan itu hanya ditaati sebatas kewajiban saja. Kita tahu kewajiban selalu dibarengi oleh Punishment dan reward. Bila kita taat akan mendapatkan reward atau penghargaan, dan kita berbuat kesalahan kita akan mendapatkan hukuman atau punishment. Apa akibatnya..., banyak yang taat apabila ada petugas yang mengawasinya, tapi apabila tidak ada petugasnya krodit kembali he he he.
Tingkat kebutuhan keteraturan sangat tinggi
Seharusnya taat peraturan berdasarkan kewajiban saja tidaklah cukup, harus ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu taat peraturan berdasarkan kebutuhan, sayang sekali ningkat ke level ini harus datang dari diri kita sendiri. Karena pada level ini, orang tanpa di iming-imingi oleh reward, atau ditakut-takuti oleh punishment, akan taat sendiri. Karena pada level ini, kita menyadari pentingnya ketertiban, keselamatan diri kita dan orang lain, menghargai hak dan kewajiban masing-masing. Seperti halnya dengan makan, makan itu kebutuhan, bukan kewajiban, karena datangnya dari dalam diri kita sendiri, bukan dari luar diri sendiri.

Bagaimana sikap kita terhadap pelanggaran yang terjadi didepan mata kita?????. Serba salah bila kita memberi tahu mereka, karena mereka (biasanya) lebih galak, lebih banyak punya alasannya. Bisa-bisa kita yang repot dimarahi oleh mereka, aparat sendiri yang punya power bisa dilawan, apalagi kita tidak mempunyai power seperti aparat.

Aman, tertib, jelas akan  hak dan kewajiban

Kenapa mereka bisa marah ke kita. Karena kita usil dan jail terhadap kesenangan mereka melanggar aturan. Maka kita jangan usil dan jail terhadap mereka ...., seperti pepatah orang tua kita dulu “ jangan usil dan jail terhadap orang lain, biarkan mereka berbuat semuanya, asalkan jangan kita”. Terima kasih.

(Mudah mudahan tulisan sederhana ini ada manfaatnya buat kita semua. Amin.)

 Karawang, 14 Juni 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar