Rabu, 10 Maret 2021

Pompa Hidrolis satu satunya di dunia ada di Bendungan Curug Karawang




Pompa Hidrolis satu satunya di dunia ada di Bendungan Curug Karawang

Pompa Hidrolis Ir.Sedyatmo

Bendungan Curug terletak di Desa Curug Kecamatan Klari Kabupaten Karawang, bendungan ini dibangun tahun 1962 satu paket dengan pembangunan Jatiluhur yang lebih awal dibangunnya pada tahun 1957, bendungan Curug fungsinya yaitu untuk pengairan sawah dan pasokan air baku untuk Jakarta.

Bendungan Curug ini membendung aliran sungai Citarum ke timur untuk mengairi sawah wilayah Cikampek, Pamanukan sampai Indramayu di kenal dengan Tarum Timur. Untuk yang arah barat yang dikenal dengan Tarum barat menuju Cikarang, Bekasi dan jakarta, khusus untuk Jakarta dipergunakan untuk pasokan air baku.

Di bendungan ini terdapat pompa hidrolis yang luput dari perhatian kita yaitu pompa hidrolis hasil ciptaan dari Ir. Sedyatmo sendiri selaku pimpro bendungan Curug dan Pimpro Jatiluhur. Fungsinya memompa/menaikan air ke saluran Tarum Barat karena posisinya lebih tinggi dibanding sungai Citarum selaku sumber airnya. Pompa hidrolis ini tidak menggunakan tenaga listrik pada umumnya, pompa ini menggunakan tenaga air itu sendiri, berbeda dengan pompa untuk Tarum Timur menggunakan tenaga listrik.

Dalam benak saya cara kerja pompa hidrolis ini bagaimana????, untuk bisa menjawabnya saya harus berkunjung ke Bendungan Curug sambil liburan bersama keluarga sekalian memperkenalkan bendungan Curug dan dan pompa hidrolisnya. Sehubungan dengan hari libur tidak ada petugas yang dapat untuk bertanya tentang pompa hidrolis ini. 

Saya hanya mengandalkan hasil pengamatan langsung di bendungan Curug. Aliran sungai Citarum yang dibendung, maksud tujuannya yaitu menaikkan permukaan air sungai Citarum dan kemudian di salurkan ke Tarum Barat dan Tarum Timur, karena posisinya sungai Citarum lebih rendah di banding dengan kedua saluran tersebut. Pada waktu penentuan tinggi air ini terjadi perdebatan intelektual antara Ir. Sedyatmo dengan Ir. Agus Prawiranata selaku pimpro pembangunan Irigasi, karena terlalu tinggi tail race (saluran buang) yaitu 31 meter untuk Tarum Timur dan 28,5 meter untuk Tarum Barat. Ketinggian itu akan menenggelamkan power yang ada di Jatiluhur. Solusi pertengkaran intelektual ini adalah menurunkan muka air sungai Citarum menjadi 26,5 meter dan membangun pompa air untuk Tarum Barat dan Tarum Timur (ref: Prof.DR.Ir. Sedyatmo – Intuisi mencetus Daya Cipta).

Setelah terbendung aliran sungai Citarum melebar ke kanan masuk ke bak khusus untuk Tarum Timur dan dipompa oleh pompa bertenaga listrik, dan yang melebar ke kiri masuk ke bak khusus untuk Tarum Barat yang menggunakan pompa hidrolis ciptaan Ir. Sedyatmo yaitu menggunakan tenaga aliran sungai itu sendiri sebanyak 17 unit pompa hidrolis, tiap 1 pompa hidrolis mempunyai 2 pintu aliran yang bersebelahan. 1 pintu aliran yang menggerakan turbin dan kembali masuk sungai Citarum. 1 pintu untuk menampung air yang akan dipompa/dinaikkan oleh turbin ke Tarum Barat.

Pompa Hidrolis ini jadi pilihan karena tidak membutuhkan tenaga listrik, pada itu listrik kita masih kurang, sering padam, tidak memerlukan perawatan yang rumit dan mahal sebagaimana perawatan terhadap pompa bertenaga listrik.

Agar tetap bekerja maksimal pompa hidrolis ini, permukaan air sungai Citarum harus tetap pada level 26,5 meter tidak boleh kurang, jika kurang dari level itu akan mempengaruhi kerja turbin tidak maksimal, air yang dipompa/dinaikkan ke saluran Tarum Barat tentu akan berkurang maka surutlah salurannya.

Pernah terjadi surutnya saluran Tarum Barat dan saluran Tarum Timur pada tahun 2011, karena 1 dari 7 pintu mengalami kerusakan (jebol), hingga air sungai Citarum mengalir deras langsung menuju bendungan Walahar dihilirnya, bak khusus penampung untuk Tarum Barat dan Tarum Timur kosong airnya.

Begitu pula pada waktu musin hujan, air sungai Citarum meluap, maka pintu bendungan Curug harus dibuka (jika tidak buka akan menyebabkan jebol pintu airnya), agar air sungai Citarum langsung lewat bendungan tanpa ada halangan pintu, akibatnya tidak ada atau sedikit yang masuk ke bak khusus untuk Tarum Barat dan tarum Timur.

Jadi jangan heran bila pada musim hujan air sungai Citarum meluap, saluran Tarum Barat dan Tarum Timur surut.

Demikian tulisan sederhana ini mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua, terima kasih.

Karawang 11 Maret 2021.