Sabtu, 28 Oktober 2017

Masalah Air Bersih Masa Depan Di Karawang

Masalah Air Bersih Masa Depan Di Karawang.


Harta Karun Di Masa Depan


Bumi yang kita pijak ini terdiri dari 4 unsur, yaitu unsur tanah, unsur api, unsur angin, dan unsur air. Satu sama lain saling terikat tidak bisa berdiri sendiri. Adanya api karena adanya angin, ada angin karena ada api, ada air karena ada tanah begitu sebaliknya.
Aliran Yang Kering


Makhluk hidup karena adanya 4 unsur yang tadi, dan sangat membutuhkannya dari  manusia, hewan atau tumbuhan. Satu unsur saja berkurang dampaknya sangat luar biasa bagi kehidupan makluk hidup di dunia ini. Sebagai penghuni dunia ini tugas manusia, salah satunya adalah menjaga keseimbangan ini. Agar tercipta hubungan yang saling menguntungkan semua makhluk hidup di dunia ini.
Sumber Air Terjaga Banyak Manfaatnya


Semakin tahun manusia bertambah terus tanpa ada hambatan. Salah satu akibatnya adalah pemenuhan akan kebutuhan air bersih yang timpang. Karena ketersediaan air bersih sangat tidak merata, tidak semua daerah mempunyai banyak sumber air bersih. Karena berkaitan dengan geografis suatu daerah. Sumber air biasanya selalu ada di kaki gunung, karena gunung merupakan gudang air alami, yang sudah diciptakan oleh Tuhan YME sedemikian rupa. Seperti di Propinsi Jawa Barat, banyak sungai yang mengalir di kota-kota kabupaten, ini menandakan adanya sumber air yang tidak pernah kering.
Saluran Tanpa Air


Untuk ukuran Pulau Jawa. Propinsi Jawa Barat yang paling aman dari kekeringan. Dibanding propinsi lainnya di bagian tengah dan timur pulau Jawa. Tapi...., sekarang dengan pertumbuhan manusia yang cepat tanpa ada hambatan, dan terpusatnya industri di Republik tercinta ini, di Kota Karawang propinsi Jawa Barat.  Mempunyai dampak yang perlu diperhitungkan guna kepentingan masa depan anak cucu kita. Tentunya berkaitan dengan ketersediaan air, khususnya air bersih untuk dikosumsi oleh manusia dengan sehat dan aman.
Sumber Air Yg Harus Kita Jaga Kelestariannya


Kebutuhan lahan untuk industri, tidaklah sedikit, memerlukan ribuan hektar. Di Karawang lahan khusus untuk Industri adalah di bagian selatan kota Karawang, dan bagian utara untuk persawahan teknis. Bagian selatan kota Karawang merupakan hutan lindung dan kontur tanahnya berbukit-bukit, dan ada beberapa gunung kecil seperti gunung Sangga Buana. Secara alami hutan lindung dan kontur bukit ini merupakan gudang air alam yang sangat berharga di musim kemarau.

Sekarang hutan lindung dan kontur bukit ini hampir sudah tidak terlihat, karena sudah diratakan untuk kepentingan lahan industri, padahal ada kerugian yang akan datang yaitu masalah air, terutama ketersediaan air di musim kemarau.
Saluran Yg Tercemar Sampah


Dan inilah salah satu keteledoran kita terhadap lingkungan untuk kepentingan masa depan anak cucu kita. Kita seharusnya memelihara tempat-tempat yang akan menjadi gudang air alami, agar terhindar dari kekurangan air di masa depan. Seperti daerah Loji Kecamatan Pangkalan kabupaten Karawang merupakan daerah tangkapan air, yang sudah 180 derajat berubah, sudah banyak berdiri villa, Hotel dan tempat wisata alam lainnya. Akibatnya banyak sumber mata air bersih yang hilang, terlihat dari aliran sungai di musim kemarau..... kering tanpa air.

Belum lagi dengan penggunaan air, masyarakat kita termasuk cenderungan boros menggunakan air. Sanitasi air pun termasuk ceroboh, membuang air limbah rumah tangga dan industri lan gsung dibuang ke sungai tanpa melalui proses pembersihan terlebih dahulu. Akibatnya sungai Citarum yang melintas kota Karawang selalu tercemar limbah, dan tidak bisa dimanfaatkan untuk kepentingan air bersih, begitu pula dengan ikannya, hanya ikan sapu-sapu yang tersisa.
Loji Daerah Tangkapan Air. Harusnya Banyak Air


Ini merupakan Pekerjaan Rumah (PR) bukan hanya untuk Pemerintah Kota Karawang saja, melainkan tugas kita semua untuk mengembalikan sumber-sumber air bersih untuk dapat dirasakan manfaatnya bagi kita semua. Terimakasih.

(Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, dan tulisan ini terinpirasi oleh video di DW Indonesia yg berjudul “Harta Karun Di Masa Depan Adalah Air”).

Karawang, 28 Oktober 2017.

















Sabtu, 21 Oktober 2017

Cobek Bohong (Karawang Street Food)


Cobek Bohong
(Karawang Street Food)
Sedaaaap
Selain suka membuat nasi goreng koneng. Diwaktu senggang suka membuat “cobek bohong”, cobek ini sangat sederhana bumbunya dan mudah membuatnya, isinya bisa ikan air tawar, tahu atau oncom. Makanya disebut “cobek bohong”. Caranya sebagai berikut :
Bumbu sederhana


   1. Bahan-bahan (untuk saat ini saya memakai      tahu putih) :

  1). Tahu putih,( oncom, ikan tawar yang               sudah digoreng garing, bisa ikan lele,               mas,  mujaer).
  2). Bawang merah secukupnya.
  3). Cengek/rawit secukupnya.
  4). 1/2 jari cikur/kencur.
  5). Garam secukupnya.
  6). Mecin/penyedap secukupnya.
  7). Air panas secukupnya.
  
Tumbuk/uleg kasar
  

2. Proses/caranya :
      1). Bawang merah, cengek,             cikur diuleg/ditumbuk                kasar.
      2). Diberi garam dan                        mecin  secukupnya.
      3). Tuang kan air panas,                  aduk rata.
Tuangkan air panas
4). Masukan tahu, (oncom atau        ikan yang sudah digoreng   
Tahu diuleg kasar
      garing), dan tumbuk kasar.

5). Hidangkan.

Mudah-mudahan resep ini dapat menghilangkan sejenak kebosanan kita terhadap menu-menu modern yang selalu muncul dilayar TV. Dan mudah-mudahan tulisan sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.


Karawang, 19 Oktober 2017.



Jumat, 13 Oktober 2017

Mie Ayam Halal dan Enak di Babakan Cianjur Karawang (Karawang Street Food).

Mie Ayam Halal dan Enak di Babakan Cianjur Karawang.
(Karawang Street Food)

Hangat, sopan dan murah senyum.


Pedagang mie ini tanpa sengaja saya temukan di Babakan Cianjur, tepatnya di belakang toko Torpedo atau disamping tukang lotek Ciapang 2. Mienya sungguh enak dan “ngangenin” rasanya, sama enaknya mie Akim. Kalo tidak percaya....silahkan buktikan ..he he he.
Sangat mengundang selera

Warung ini dikelola oleh Bapak Dedi, selama kurang lebih 5 tahun jalan. Sukur Alhamdulillah selama ini hanya mengandalkan promosi “dari mulut ke mulut” tutur beliau. Juga beliau “ menjamin 100% Halal ”, kaldu yang dipakai adalah kaldu ayam. Kalo untuk jarak deket mah bisa pesen, hubungi nomor 0812 8741 786.
Sederhana tempatnya..., tapi mienya enak sekali

Seperti yang saya katakan diatas, tempatnya tersembunyi di dalam gang, jadi kalo pemirsa mao kesana pake mobil, bisa masuk lewat jalan di depan Karawang Theatre, lurus kira-kira 50 meter belok kanan.., nah disamping lotek Ciapang 2 tempatnya.
Keberkahan hidup yang diharapkan

Pelayanannya ke pelanggan Bapak Dedi ini sangat ramah dan hangat. Untuk menjaga mutu masakannya, tidak lupa beliau selalu menanyakan kekurangan dari masakannya, beliau tidak mau merugikan  seorang pelangganpun. Satu aja pelanggannya merasa dirugikan itu rugi besar bagi saya tambah beliau. Semoga Sukses Bapak Dedi....

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi kita semua ..amin. Terima kasih.


Karawang, 13 Oktober 2017.

Minggu, 01 Oktober 2017

Bendungan Walahar Di Karawang Setitik Kejujuran Dari Kolonialisme Belanda

Bendungan Walahar Di Karawang Setitik Kejujuran Dari Kolonialisme Belanda
Masih berdiri dengan gagah



Bendungan Walahar yang terletak di desa walahar kecamatan Klari kabupaten Karawang. Merupakan salah satu warisan dari kolonialisme Belanda yang berfungsi mengatur debit sungai Citarum yang mengalir dari Gunung Wayang Bandung ke utara ke laut jawa. Debit sungai Citarum ini, diatur oleh 3 bendungan besar yaitu Saguling, Cirata, Jatiluhur, dan bendungan kecil sebelum bendungan Walahar yaitu bendungan Curug dan yang terakhir adalah bendungan Walahar, jadi sepanjang sungai Citarum ini ada 5 bendungan. Bendungan walahar berfungsi untuk mengairi sawah di daerah pantai utara Karawang dan Subang. Luas sawah yang diairi oleh air sungai Citarum ini sebanyak kurang lebih 80 ribu hektar sawah ( mungkin sekarang sudah susut, karena banyak sawah yang beralih fungsi lahan, menjadi perumahan , gudang dan industri).
Pak.Opik bersama penulis

Bendungan walahar selesai dibangun pada tahun 1925 dengan dimensi panjang kurang lebih 50 meter.  Mempunyai  4 pintu yang dapat diangkat dan diturunkan untuk mengatur debit air sungai untuk masuk ke saluran irigasi, dan 1 pintu dari bak/Lock khusus. Bangunan Bendungan walahar mempunyai 3 lantai, lantai pertama digunakan untuk pintu air, dan lanatai ke 2 untuk jembatan penyeberangan kendaraan bermotor dan orang, sedang lantai 3 berupa tempat mesin pengangkat pintu air. Menurut pa Opik Petugas Pengawas Bendungan Walahar “ mesin yang digunakan berupa mesin diesel satu silinder buatan negara Eropa, merk  pastinya...saya lupa, nanti saya infokan ” . “Mesin diesel ini sudah ujur, karena dibuat sebelum jaman kemerdekaan RI, karena kami memperhatikan prosedur perawatan yang baik,  hingga sekarang mesin ini masih berfungsi dengan baik, dan dapat digunakan untuk menurunkan dan mengangkat pintu air” tambah beliau.
Sudah lama tidak digunakan
Merk mesin diesel "Slavia Made in Cekoslovakia

Bendungan walahar ini, oleh insinyurnya sudah dirancang sedemikian rupa, selain mempunyai  4 pintu, juga mempunyai 1 pintu dari bak/Locks khusus kegunaannya adalah untuk memindahkan perahu, getek/rakit dari sisi hulu sungai  ke sisi hilir sungai dan sebaliknya, karena pada jaman itu sungai merupakan alat tranportasi mobilitas orang dan barang, tapi sekarang tidak dipergunakan lagi, karena semua mobilitas orang dan barang sudah menggunakan mobil dan jalan raya.

Padahal untuk melihat keadaan sekarang bisa dipertimbangkan kembali untuk memakai jalur sungai untuk angkutan barang ke Jakarta. Karena sudah jenuh dan sering macet, dimana saja, di jalan tol pun sering macet. Sungai Citarum yang bermuara tidak jauh dari Tanjung Priok, bisa dipertimbangkan untuk pemecahan kemacetan di jalan raya dan jalan tol, tentunya untuk angkutan kelas berat seperti pengangkutan kontainer.
Setahun sekali dikurasnya

Bendungan walahar ini sejak dibangun hingga sekarang masih kokoh berdiri hingga sekarang tidak bergeser secentimeterpun, padahal bendungan ini selalu menahan ribuan ton lajunya air sungai Citarum, apalagi dimusim penghujan.

Operator sedang mencoba menghidupkan mesin ujur





Bukan bendungan Walahar saja, banyak bangunan warisan kolonialisme, rata-rata bangunannya masih awet hingga bertahan sampai ratusan tahun lamanya, dibanding dengan bangunan jaman sekarang. Mereka (mungkin) membangunnya dengan hitungan yang benar dan jujur, tidak ada hitungan banci, awet hingga sekarang. Ternyata kolonialisme Belanda mewariskan setitik kejujuran yang luput perhatian kita untuk dipelajari dan diterapkan sehari-hari, hingga kita sering melihat dan mendengar bangunan yang baru dibangun sudah rusak, bahkan sudah roboh kembali. Apa salahnya apabila kita merenungkan kembali peristiwa ini demi kebaikan kita semua. Terimakasih.
Bukti perawatan yg baik.., mesin berfungsi

Mudah-mudahan tulisan sedehana ini bermanfaat bagi kita semua. Dan saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Opik atas informasi dan foto Bendungan Walahar di Karawang.


Karawang, 1 Oktober 2017.