Minggu, 17 September 2017

Batu Gajah “ikon” curug Cigentis Loji Karawang



Batu Gajah

“ikon” curug Cigentis Loji Karawang
Batu Gajah....

Hampir 25 tahun yang lalu, saya singgah ke batu Gajah yang terletak dipinggir sungai, sebelum mencapai curug Cigentis. Artinya batu gajah berada di tengah-tengah antara pasar Loji dan curug Cigentis yang berada di hutan lindung di kaki Gunung Sangga Buana.
Batu Gajah ikon Loji yg tersembunyi

Dulu, pengunjung yang akan ke curug Cigentis berjalan kaki sepanjang kurang lebih 4-5 kilometer jauhnya. Kenapa batu ini disebut batu Gajah sejak dulu, menurut logika saya, batu ini cukup besar …, saking besarnya masyarakat disana langsung membandingkan dengan Gajah, hingga kini disebut Batu Gajah. Dulu, tempatnya terbuka dan cocok untuk istirahat sejenak, dari pandangan cukup jauh batu ini, sudah terlihat, dan membawa kegembiraan, karena pengunjung sudah dapat mengira-ngira untuk sampai ketempat tujuan. Dapat disimpulkan Batu Gajah ini tidak lepas dari kata curug Cigentis.
investor yg punya........
Curug Cigentis punya kenangan
Kini jalan beraspal dan beton sudah sampai ke curug Cigentis, warung makananpun sudah banyak tinggal pilih aja he he he sudah banyak yang berubah, dulu memang asri hutannya…., paling-paling penduduk setempat yang ada , sekarang 180 derajat, kiri kanan banyak villa, hotel, dan kolam renang atau water Boom….., kalo kita bertanya siapa yang punya semua ini, tentunya investor lah yang punya he he he . Dengan kata lain pengunjung/wisatawan sudah dimanjakan dengan fasilitas yang lumayan cukup. 
Jangan lupa makan pete di warung karedok bu H Yati

Saya seh berharap dengan perubahan ini ada dampak positif bagi masyarakat setempat atau Loji, sebab cukup adil, investor mendapat keuntungan lebih hasil dari kekayaan alam Loji, baik berupa keindahan alamnya, gelontoran airnya, udaranya yang bersih dan curug yang indah. Karena menurut para ahli biasanya petumbuhan ekonomi selalu dibarengi oleh rusaknya lingkungan. Seperti jika musim kemarau sungai/parit/ selokan kering tidak berair, tapi dimusim penghujan terjadi banjir bandang/ ca’ah dengdeng.
Musin kemarau yang kering

Untuk perubahan ini saya mengapresiasi, tetapi batu Gajah jangan dilupakan, hingga tertutup oleh bangunan, padahal batu Gajah ini salah satu ikon Loji selain dengan curug Cigentis. Saya mencarinya sampai 2 kali putaran karena tidak terlihat he he he, ternyata terhalang oleh bangunan pedagangan. Nampak bayang-bayang 25 tahun yang lalu disini. Bersama teman-teman, nikmatnya beristirahat, bersenda gurau, menghirup udara segar dibawah besarnya batu Gajah. Yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh pengunjung dijaman sekarang.
Deretan warung diatas aliran yg kering
Selalu penuh di hari libur

Saya berharap..,  batu Gajah ini bisa kembali seperti jaman 25 tahun yang lalu….terimakasih.
Mudah-mudahan ada hikmatnya tulisan ini untuk kita semua.

Karawang, 18 September 2017.

Sabtu, 09 September 2017

Nasi Goreng "Koneng" (Karawang Street Food)

Nasi Goreng "Koneng"
(Karawang Street Food)
Bumbu Nasi goreng "koneng"

Ini resep nasi goreng kesukaan saya. Ini sudah saya lakukan sejak masih bujangan hingga sekarang. Cara dan resepnya sederhana dan mudah sekali, 
Direndos/diulek kasar

seperti :
 1.       3 siung bawang merah.
 2.       1 butir telur.
 3.       5 cabe rawit (cengek).
 4.       2 cabe merah.
 5.       1 batang koneng (kunyit) yang kecil.
 6.        1/2 sendok makan garam (secukupnya).
 7.       1 bungkus kecil penyedap masakan.
 8.       4 sendok makan minyak goreng    (secukupnya).
 9.       1 piring nasi putih.

Caranya :

Tuangkan ke kekuali

1.       Bawang merah, cabet rawit (cengek), cabe merah, koneng     (kunyit). Di rendos/diulek  secara kasar (jangan halus).
2.       Campurkan garam dan penyedap masakan secukupnya dan telur.
3.       Aduk dengan rata.
4.       Tuangkan minyak goreng secukupnya dan panaskan.
5.       Tuangkan bumbu yang sudah di rendos/diulek  secara kasar kedalam kuali, sampai terasa wanginya.
6.       Tuangkan nasi putih.
7.       Aduk dengan rata.
8.       Hidangkan.
Tuangkan nasi putih

Menurut lidah saya nasi goreng koneng (kunyit) ini, sangat enak sekali (maaf) bila dibandingkan dengan nasi goreng yang lain, yang hampir sama rasanya dari Sabang sampai Mereuke he he he.
Hidangkan


Pemirsa budiman silahkan mencoba, tentu lidah kita berbeda rasa, bisa anda tambahkan bumbu yang lain menurut selera anda.
dan santap......sedaaaappp


Mudah-mudahan bermanfaat tulisan sederhana ini. Terimakasih

Karawang, 9 September 2017.