Selasa, 30 Mei 2017

Pawai Obor Di Karawang

Pawai Obor Di Karawang


Karawang Guyub
 Di Indonesia umat muslim untuk menyambut bulan puasa yang suci ini, dan banyak berkahnya. Dilakukan dengan banyak cara, salah satunya dengan pawai obor dan memukul bedug mengeliling desa atau kota, 
Jadul icikibung juga

selain untuk menyambut bulan puasa juga mengingatkan kepada seluruh umat muslim, bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan puasa yang sangat ditunggu-tunggu.
Tumapah ruah di pawai obor


Tradisi ini mungkin hanya di Indonesia saja atau di pulau Jawa saja. Semua kumpul berjalan bersama-sama mengelilingi kota Karawang, tua dan muda, anak-anakpun tidak ketinggalan. 


Rezeki pasti ada, kalau kita mau berusaha





Perbedaan golongan atau mahzab, tidak menjadi halangan untuk menyambut bulan suci. Telihat pada pawai obor kemarin di Karawang, bendera dan atribut organisasinya terlihat.

Obor dan sarung adalah tradisi
Dan yang menarik adalah adanya keguyuban antar umat, tanpa ada halangan keyakinan semua bergembira, saling bantu. Nampak umat dari kelenteng atau tapekong Kwan Seng Tee Koen , membagikan air mineral untuk peserta pawai obor. Seperti  ko Aay sangat bersemangat  membagikan air mineral kepada peserta pawai, hingga acara selesai.

Ko Aay bersemangat




Semuanya sibuk, termasuk pemulung barang bekas, mereka kebagian rezeki halal, mengumpulkan kardus bekas hingga penuh gerobaknya. Semua bergembira tua muda, kaya miskin semua kebagian rezeki, tentunya rezeki yang halal.
Tampa pamrih mereka guyub

Mugia apa yang kita lakukan dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Terima kasih.





(kang Pandi terima kasih kiriman foto-fotonya).

Karawang 25 Mei 2017.

Minggu, 28 Mei 2017

Car free day di Karawang 2017

Car free day di Karawang  2017


Polisi Lalu lintas, Dishub dan Sat Pol PP betugas di prapatan Pemda Karawang

Car free day di Karawang dimulai pada jaman Bupati Karawang  Bapak Dadang Muchtar.  Diselengarakan pada minggu pagi dari jam 5.30 sampai jam 7.30. Munutup jalan Ahmad Yani, dari pertigaan Mega M hingga lampu merah Suzuki atau RMK, kurang lebih dua kilometer. Semua kendaraan bermotor roda dua dan empat dilarang masuk.
gogogpun ikut car free day

Hingga sekarang car free day masih berlangsung, dan makin banyak pengunjungnya tua dan muda, bahkan banyak yang membawa bayi dalam dorongan. Karena car free day merupakan salah satu tempat rekreasi dan olah raga yang murah bagi warga kota Karawang.
mumpung Car free day, main bola dijalanpun jadi
jalan kaki, spatu roda, naik speda ngumpul di sini

Aktifitas yang dilakukan warga Karawang di tempat ini bermacam-macam yang paling banyak berupa jalan santai dan  sepak bola, karena sekarang ini karawang banyak pembangunan fisik untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Lapangan untuk beraktifitas olah raga yang murah seperti sepak bola sudah tidak ada, kecuali ditempat futsal dan dipinggiran kota Karawang.

bayi dalam dorongpun bergembira ikut acara ini
Mobil masuk jalur  Car free day

Car free day ini dimanfaatkan tidak hanya berolah raga, tapi jadi tempat untuk mengais rezeki halal orang para pedagang keliling, seperti tukang es, makanan kecil, tukang nasi uduk bahkan tukang pakaian jadipun sudah 
Mengais rezeki halal dimana saja

ada. Apalagi di lapangan Karawang Pawitan yang merupakan pusatnya car free day, banyak sekali jajanan yang tersedia bagi para pengunjung car free day.

Sayang sekali, pelaksanaan car free day di Karawang kali ini banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara kendaraan bermotor baik itu sepeda motor maupun mobil, padahal hampir semua titik pertemuan dengan jalan Ahmad Yani sudah dijaga oleh aparat DLLAJR, Satpol PP dan Polisi Lalu Lintas, banyak pengendara kendaraan bermotor yang membandel untuk menorobos larangan ini, tentunya dengan berbagai alasan. 


Tentunya ini sangat membahayakan bagi pengunjung yang sedang menikmati car free day, dan tentunya tidak elok untuk dipandang, apalagi pada saat mendekati  jam pembukaan kembali jalan Ahmad Yani untuk lalu lintas normal pada jam 7.30, sepertinya mereka sudah tidak sabar untuk melaju di jalan ini.
Motorpun ikut masuk ke jalur Car Free Day
Disitu ada peluang disitu ada kesempatan yg penting halal tidak korupsi
Saya selaku warga Karawang mengharapkan adanya evaluasi kegiatan agar berjalan dengan baik, sesuai dengan SOP nya, seperti pemberitahuan jam mulai penutupan jalan dan pembukaan jalan Ahmad Yani hendaknya memakai tanda sirine oleh Polisi Lalu Lintas seperti yang dilakukan oleh Polisi Lalu Lintas di jalur Puncak Bogor. Juga adanya penambahan personil penjaga lintasan, untuk mencegah pengendara kendaraan bermotor untuk menorobos jalur car free day. Dan ada yang saya rindukan sekali, yaitu bertemu dengan pejabat Karawang khususnya Ibu Bupati atau Bapak Wakil Bupati Karawang di jalur car free day, seperti halnya pada jaman Bapak Dadang Muchtar.

Mugia tulisan sederhana ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Karawang 26 Mei 2017.



Senin, 22 Mei 2017

Kerja Bakti Karang Taruna "Luber" Karawang Wetan 2017.

“ Kerja Bakti “
Kegiatan Karang Taruna “Lubangsari Bersatu” Lubangsari               Kelurahan Karawang Wetan 2017.
Kang Didin diapait oleh pengurus KT Luber, Kang Pandi dan Kang Beni

Kerja Bakti sebuah kegiatan yang sangat langka untuk saat ini. Kerja bakti sering dilakukan pada masa orde baru yang sudah lalu. Kegiatan ini melakukan suatu pekerjaan tanpa dibayar alias suka rela, dilakukan secara bersama bergotong royong, 
Tadinya tertutup rumput liar 

seperti membersihkan saluran air di lingkungan sendiri, membersihkan sampah, membabat rumput liar yang tumbuh dipinggir jalan atau di saluran air, banyak bentuknya kerja bakti ini. Biasanya kerja bakti ini dilakukan pada hari libur atau hari jum’at yang kita kenal dengan istilah “jumsih” atau jum’at bersih.
cukup lumayan menggali sendiri

Pada bulan pertengahan Mei 2017, Karang Taruna Lubangsari Kelurahan Karawang wetan melaksanakan kerja bakti membersihkan saluran air, membersihkan rumput liar yang tumbuh di sekitar pemukiman dan sekitar pemakaman, dengan komandonya dari kang Didin selaku ketua Karang Taruna “ Luber ” , juga didukung oleh tokoh masyarakat setempat dan aparat setempat seperti bapak RT 03 , bapak RT 04 dan bapak RW 13.
bekerja penuh semangat

Terlihat kekompakan atau keguyuban antara masyarakat dan aparat setempat, tanpa ada perintah, masyarakat banyak menyumbang atau memberi bantuan berupa uang ala kadarnya untuk membeli air minum.  
Bapak RW 13 turun langsung







“Kerja bakti dengan melibatkan anak-anak muda kampung Lubangsari semata-mata untuk memberikan suatu kegiatan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat setempat, tanpa harus memerlukan biaya yang besar, juga menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungannya dimana mereka tinggal, tidak mungkin orang lain yang membenahi kampung Lubangsari kalau bukan warganya sendiri, terutama anak-anak muda nya, 
Mengukur untuk jalan tembus

karena merekalah nantinya yang meneruskan kehidupan di kampung lubangsari ini” tutur Ketua Kang Didin Ketua Karang Taruna Lubangsari.
Salah seorang tokoh masyarakat Lubangsari

“Sebetulnya banyak potensi dari pemuda Lubangsari ini, seperti kang Pandi, hanya perlu dipoles sedikit demi sedikit agar menjadi calon  pemimpin handal di kampung ini” tambah Kang Didin. 

Sampah menumpuk digempur oleh banyak orang rata juga
Kami selaku masayarakat, melihat kegiatan ini, sangat bergembira dan berterima kasih, dengan adanya keguyuban atau kekompakan diantar pemuda untuk mengisi waktu luang yang sangat bermanfaat bagi lingkungan. Mengingat jaman sekarang ini. Jaman industri yang menonjolkan sikap individu dan mendorong manusia untuk bekerja lebih dari ukurannya, untuk memenuhi target, yang cenderung mengalahkan kondrat manusia sebagai makhluk sosial. Terimakasih.
Rumput liar di pinggir jalanpun habis dibabat bersama
(Terimakasih kepada kang pandi atas kiriman foto-fotonya untuk melengkapi tulisan sederhana ini).


Karawang 22 Mei 2017.

Rabu, 17 Mei 2017

Tukang Sol Sepatu Sepanjang Jalan Tuparev Karawang.

Tukang Sol Sepatu Sepanjang Jalan Tuparev Karawang.

Menjahit sepatu dengan tatapan yang optimis
Sesuai dengan definisi ilmu ekonomi yaitu mempelajari prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Berbagai cara untuk mendapat upah untuk membeli kebutuhan hidupnya, ada jadi pedagang, tukang beca, supir angkot, pegawai negeri dan lain sebagainya.
Sedang mengerjakan orderan
Dengan kemajuan jaman sekarang ini, serba canggih, serba otomatis, serba mudah, bahkan serba robot. Ternyata masih ada profesi yang (mungkin) sudah harus ditinggalkan, karena kemajuan yang sudah demikian rupa, serba mudah dan gampang. Ada kerusakan langsung dibuang ganti yang baru, tidak perlu diservise kembali atau diperbaiki kembali.

Di sepanjang jalan Tuparev Karawang ada profesi memperbaiki sepatu atau sendal yang yang sudah rusak, menjadi layak kembali untuk dipakai. Profesi disebut “Tukang Sol”. Dengan alat sederhana yaitu jarum, benang, lem dan semir/cat sepatu. Dengan terampil mereka memperbaiki sepatu atau sendal rusak agar dapat dipakai kembali tanpa harus membeli yang baru. Biaya sangat jauh sekali apabila kita membeli sepatu atau sendal yang baru, sangat murah dari Rp.10.000.-  – Rp.20.000,-, bahkan mereka tidak pasang tarif, tarif sewajarnya dan tergantung dengan kerusakannnya.
Tukang sol pun perlu makan siang

Tukang sol ini banyak berjejer sepanjang jalan Tuparev, tidak kurang ada 10 orang tukang sol. Dari pintu kereta api sampai pertigaan “Eng Siu Tong”, nah mereka mangkal disana, bila anda membutuhkannya datang ketempat ini saja.

dengan wajah optimis menanti orderan
Jika kita lihat mereka mangkal nempel di depan toko-toko, mempersempit trotoar. Sepertinya ada aturan yang dilanggar, tapi satu sisi merekapun punya andil besar terhadap berpenghidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa merepotkan negara dan Pemerintah , mereka bisa menafkahi keluarganya dengan layak, walaupun jauh dari kemewahan seperti kita sering kita lihat  di acara televisi.  Tuhan itu Maha Adil, walaupun profesinya model begini, tidak memerlukan alat canggih, tetap ada rezekinya, asal mau bekerja.


Nempel di depan toko menunggu rezeki halal

“Yang penting Halal dan membawa berkah pada kehidupan saya, mohon dimaklum saja, saya melanggar aturan, apalagi dengan jaman sekarang.., pendidikan saya hanya sebatas Sekolah Dasar, tentunya ilmunya sedikit, dengan modal itu tidak lebih tidak kurang, apa yang mau diharapkan...., demi upaya untuk melangsungkan hidup saya dan keluarga, saya lakonan” itu ungkapan dari hati nurani  mereka.

Mendengar ungkapan itu , saya tertegun sejenak. Dengan membandingkan kenyataan, rakyat kecil dengan pikiran yang sederhana, tidak muluk-muluk, hanya itu yang mereka cari. Ternyata kita harus mau bercermin kepada mereka yang sederhana dan jujur. Bukan kepada mereka yang kaya dan  pinter, tapi kenyataannya sering meminterin orang.  Terima kasih tukang sol yang telah memberikan setitik cahaya kehidupan kepada saya. Terima kasih.


Karawang 17 Mei 2017.

Rabu, 10 Mei 2017

Outlet Martabak Apin Di Purwakarta (Purwakarta Street Food)


Martabak Apin Di Purwakarta
(Purwakarta Street Food)
Kang Ari pengusaha Muda potensial


Libur panjang kemarin, kami sekeluarga pihnik ke Bandung, menurut teori mah melepas penat atau kejenuhan melepas lelah atau melepas kesetresan. Ternyata setelah sampai disana…, jauh dari harapan karena macet dimana-mana. Gimana ngga macet hamper semua orang tujuan pihniknya ke Bandung….ya Bandung jadi penuh.
Martabak Apin di Jalan Jend. Sudirman Purwakarta


Saya putuskan tidak jadi untuk menginap di Bandung, sore harinya kami pulang ke Karawang. Dalam perjalanan pulang anak saya si Bendik cemberut terus…, ngambek. “Karena ngga nginap di Bandung, pokoknya ayah harus ganti rugi, beliin Martabak Apin” pinta si Bendik, “dasar kabeki (kesukaan) ngga dimana-mana inget aja ke Martabak Apin. Tapi ini mah enteng, di Karawang juga ada ngga susah, itu yang ada dalam pikiran saya.

“Sekarang.. yah” setengah teriak mintanya, kami sudah maklum kalau si Bendik minta Martabak Apin harus segera, tidak boleh diulur-ulur, kata si Gardan kakaknya si Bendik, Martabak Apin itu enaaaaaaaakkk, jadi kalau terlambat suka keabisan, jadi harus cepet-cepet belinya.


Pembeli sedang menunggu pesanan Martabak apin

“iya…baru nyampe Purwakarta neh, bentar lagi sampe Karawang” jawab saya, “Yah.., keluar tol sekarang” pinta lagi si Bendik, “ini baru Purwakarta bukan Karawang” jawab saya lagi, “Martabak Apin di Purwakarta juga ada, sudah buka” tambah si Bendik, “emang tahu alamatnya???” saya bertanya, “tau lah neh alamatnya di Jalan Jenderal Sudirman N0.78 (dekat pasar Jum’at).

Tidak sulit untuk mencari alamatnya, ternyata pengelolanya pengusaha muda dari Karawang yang dikenal dengan “Kang Ari”, yang mengelola Martabak Apin di Karawang, ekspansi menurut teori mah…luar biasa semangatnya.

Setelah mendapatkan Martabak Apin, si bendik ngga cemberut lagi. Sambil menjalankan mobil menuju tol meneruskan ke Karawang. “emang kalo makanan enak seperti Martabak Apin dimana-mana selalu dikerubungi oleh pembeli, dan anehnya si Bendik kok tau di Purwakarta ada Martabak Apin juga” itu dalam benak saya.

“Ndik..“ saya menyebutnya begitu, “ kok tau seh di Purwakarta ada Martabak Apin “ Tanya saya penasaran, “tau dong” jawab dia pendek, “tau dari siapa???” Tanya saya lagi tambah penasaran. “Hmmm…kaseh tau jangan ya…” ledek si Bendik, “kaseh tau ndik, dari siapa??” bujuk si Gardan kakaknya. “ he he he ndik tau dariii…pa Ramlan orang bijak itu” jawab si Bendik sambil melahap Martabak Apin kesukaannya. Terima kasih.

Karawang 9 Mei 2017.