Sabtu, 18 Maret 2017

Antara Kota Karawang dan Kota Padang

Antara Kota Karawang dan Kota Padang



Pada awal Maret 2017, Saya menyempatkan kembali berkunjung ke Kota Padang, kurang lebih 6 tahun yang lalu saya berkunjung ke Kota Padang. 
Gedung Bank Indonesia 

Sengaja saya berkeliling ke tempat-tempat yang pernah singgahi, Sungguh luar biasa perubahannya, khususnya perubahan dari fisik kota yang sangat jauh berbeda dibanding 6 tahun yang lalu.....pangling.
Pantai Padang yang Indah 

Atas rekomendasi teman saya bu Evi, saya menginap di Daima Hotel, letaknya sangat strategis di tengah Kota Padang di depan gedung Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat, dengan arsitektur tradisional yang menawan.
Petunjuk arah ke berbagai negara

Walaupun saya baru sampai ke Kota Padang, saya sempatkan untuk berkunjung ke pantai Padang...., saya tidak mengira perubahan yang sangat luar biasa di luar perkiraan saya...., pantainya sekarang tertata rapih dari ujung ke ujung berbeda 6 tahun yang lalu. 
Martabak Kubang
Sekarang tersedia tempat-tempat untuk pengunjung yang datang untuk menikmati indahnya pantai Padang, apalagi di sore hari, sambil menikmati manisan jambu batu, saya menyebutnya manisan jambu klutuk......he he he.
Kedai Es Durian 

Pada hari kedua, bu evi dan keluarga mengajak saya ke tempat-tempat kuliner khas Kota Padang, seperti..., makan martabak Kubang yang menyediakan roti cane yang sangat cocok dengan lidah saya, juga martabak mesirnya...yang sangat enak sekali. Anda tidak percaya silahkan cicipi sendiri...he he he.
Incek Sinyo


Maseh kurang puas, saya pun dibawa untuk mencicipi es durian “Ganti Nan Lamo” yang sudah cukup terkenal sejak tahun 60 an, sekarang diteruskan oleh anak cucunya Incek Sinyo. 
Pengunjung Martabak Kubang









Rasanya sangat berbeda dengan tempat lain. Dan sudah banyak pesohor negeri ini yang mencicipi es duriannya.

Bu Evi plus keluarga sedang menikmati es durian

Menurut bu Evi maseh banyak tempat-tempat yang harus dikunjungi oleh saya, karena keterbatasan waktu juga yang memaksa saya harus meninggal Kota Padang yang modern dan sangat indah ini. 


Masjid Raya Kota Padang


Tidak lupa saya sangat berterima kasih kepada bu Evi dan keluarga berikut uda Panji, yang telah mengantar saya ke tempat-tempat kuliner khas Kota Padang. Terima kasih.
duhhhh
Karawang 18 Maret 2017.




Selasa, 14 Maret 2017

Sekolah Sepak Bola (SSB) Kancil Mas di Kota Karawang

Sekolah Sepak Bola (SSB) Kancil Mas di Kota Karawang.

Nomor 1
 Sepak bola jenis olah raga yang paling banyak penggemarnya didunia ini, tua, muda, bahkan muda sekali atau anak-anak. Dan bermain sepak bola tidak harus dilapangan saja, dimana pun bisa terjadi, disawahpun bisa, disamping rumah, bahkan untuk kota-kota besar di jalan rayapun bisa, dimana-mana bisa yang penting ada ruang untuk menendang-nendang bola.

Gembira Luar Biasa jadi nomor 1

Mengingat jumlah Negara dan penonton sepak bola, jadi bahan pertimbangan untuk memacu prestasi dan prestise suatu Negara agar menjadi tolok ukur atau pembanding dalam hal persepakbolaan dunia, dengan kata lain menjadi kiblat sepakbola dunia.
Gembira semua jadi nomor 1


Indonesia Negeri tercintapun, tidak mau ketinggalan dengan Negara-negara lain. Pemerintah melalui PSSI dan Menteri Olah Raga untuk memajukan prestasi bangsa ini dibidang sepak bola sungguh luar biasa. Hingga sekarang Indonesia terus mengirim pemain-pemain muda berbakat untuk berlatih di Luar negeri dengan harapan bisa mendongkrak prestasi sepak bola kita. Juga memberi kesempatan kepada masyarakat yang berminat kuat dipersepakbolaan, untuk mengelola sebuah organisasi penciptaan pemain muda yang berbakat, yaitu dengan istilah SSB (Sekolah Sepak Bola).
Pelatih dan anak didik bergembira jadi nomor 1

Untuk hal ini di Kota Karawangpun tidak ketinggalan. Salah satunya adalah SSB Kancil Mas yang bermarkas di Babakan Cianjur yang dipimpin oleh Bapak Endang Wahyudin, sejak berdiri SSB Kancil Mas tahun 2013, sudah mendidik anak-anak sebanyak 160 anak-anak, pernah menjadi prestasi juara pertama dalam berbagai turnamen seperti turnamen Garuda Anak Nusantara (GAN) di Kota Jakarta, juara ke satu.
Bangga luar biasa bersasma piala no.1

Tempat latihan SSB Kancil Mas Untuk sementara di Lapangan Moksen (dibawah menara PAM Karawang), jadwal latihan tiap hari Rabu, Jumat dan Minggu, jam 07.30 dan 15.00 WIB.
Barang kali…, pemirsa budiman berminat untuk menyekolahkan anak-anak anda ke SSB Kancil Mas, bisa kontak ke nomor 0856 8705 163. Terimakasih.


Tidak lupa kami sampaikan Terima kasih kepada Bapak Oktaf atas kiriman foto-fotonya untuk melengkapi ulasan ini.
Karawang, 31 Januari 2017.


Selasa, 07 Maret 2017

Antara Kota Karawang dan Gayo Lues Aceh

Antara Kota Karawang dan Gayo Lues Aceh

Ibu Hajah Nur Juli beserta Keluiarga

Untuk pertama kalinya, pada awal bulan Maret 2017 saya diizinkan oleh Alloh SWT untuk mengunjungi tanah Gayo Lues Aceh. Sebetulnya karena kebaikan teman saja, saya bisa diajak ke Gayo lues Aceh. 
Hotel Sarah Juli

Seperti biasa kami berangkat dari terminal Klari menuju Bandara Sukarno Hatta menggunakan Damri. Armada ini sangat membantu warga Karawang untuk bepergian ke Bandara Sukarno Hatta, tidak harus repot-repot ke Jakarta lagi.
Hotel Sarah Juli

Sebetulnya ada 2 rute untuk ke Gayo lues ini, pertama dari Jakarta ke Banda Aceh, terus ke Gayo Lues dengan 2 rute pula, rute darat berjarak kurang lebih 500 km, dan rute udara.  Rute ke dua Jakarta ke Medan Sumatera Utara, terus melalui jalan darat kurang lebih 325 km dan rute udara.
Gunung Sinabung

Teman saya memilih rute Jakarta Medan dan terus melalui jalan darat, memilih opsi ke dua, karena lebig dekat diobanding dengan Banda Aceh, juga memilih jalan darat karena pertimbangan cuaca, yang selalu berubah dengan cepat, dari cuaca cerah menjadi hujan. Karena saya posisi yang diajak jadi ngga perlu memberi pendapat he he he, tahu dirilah, padahal saya ingin lewat udara, karena waktu sangat singkat dibanding dengan jalan darat, yang memerlukan waktu kurang lebih 10 jam.
Gunung Sinabung ditutupi awan

Setelah mendarat di Bandara Kualanamu Medan, kami langsung ke Gayo Lues melalui jalan darat. Memang banyak yang dilihat, banyak pemandangan baru dilihat secara langsung dan dekat oleh saya seperti Gunung Sinabung yang meletus beberapa bulan lalu, Kota Brastagi, yang selama ini saya tahu Kota Brastagi itu dari permainan monopoli he he he.

salah satu keindahan Genting

Cuaca sangat cerah, matahari sinarnya tidak terhalang oleh awan, kami tidak menghidupkan ac, karena udara diluar kendaraan sangat sejuk  sekali, sekelilingnya gunung-gunung. Sepanjang perjalanan sepertinya tidak ada jalan yang lurus..., belok-belok melulu. Kiri kanan tebing  dan jurang yang lumayan cukup ngeri kalau kita sempat menolehnya. Dan banyak bekas-bekas longsoran tanah tebing, karena musin hujan ini , daerah seperti ini sering terjadi tebing longsor, penyebabnya struktur tanah labil, campuran tanah dan batu kericil juga banyaknya pepohonan yang di tebang tidak di tanam kembali, akibatnya tidak ada yang menahan lajunya air hujan, dan tidak ada akar pepohonan yang dapat merekat tanah hingga kuat terhadap gerusan air hujan.
Tempat ngopi dan pemandangan indah



Pukul 10 malam kami tiba di Kota Gayo Lues, terlihat sangat indah di malam hari dengan lampu yang menerangi kota Gayo Lues yang berkontur alam berberbukit-bukit. Kami langsung diantar ke Hotel Sarah Juli di jalan Kongbur Gayo Lues Blang Kejeren, atas rekomendasi dari temannya teman saya, yaitu Kamisin dan Abdi, rupanya kedua orang ini teman kuliah teman saya.

Tertutup kabut
Kami langsung diterima oleh yang punya Hotel Sarah Juli yaitu Ibu hajah Nur Juli, beliau sangat ramah sekali, anggap saja rumah sendiri tutur beliau. Setelah mendapat kamar saya langsung rebahan. Saya merenung mengingat kembali perjalanan tadi. Rupanya dalam kondisi cuaca seperti ini, sama saja resikonya, di jalan darat berpotensi untuk longsor, dan itu banyak dijumpai bekas-bekasnya, bahkan kita masih untung tidak terjebak oleh longsor, kalo kita terjebak longsor belum tentu kita sampai ke sini dalam waktu yang cepat, bisa satu hari atau lebih ungkap bapak Rasidin supir yang membawa kami ke Gayo Lues.
Akan lebih indah bila ada pepohonannya

Esokan harinya , teman saya langsung bertemu dengan Kamisin dan Abdi, saya tidak diajak. Jadi saya pihnik sendiri he he he langsung berputar-putar naik beca khas Gayo Lues, yaitu sepeda motor dimodifikasi hingga ada tambahan untuk orang atau barang disamping sepeda motor. Sungguh nikmat sekali karena pemandangan indah dan berhawa sejuk. Bahkan pengemudi beca menawarkan saya ke daerah Genting, yaitu daerah rekreasi yang berada di dataran lebih tinggi. Tanpa bisa menolak saya oke in langsung. Cukup lumayan jauh, tapi terobati setelah sampai di sana...., betul sekali pemandangan sangat indah sekali dan hawanya sejuk sekali, badan saya mengigil kedinginan lupa membawa jaket.

Untuk menghilangkan hawa dingin, saya masuk ke warung atau kedai kopi yang khusus menyediakan kopi Luwak yang sangat terkenal seantero dunia. Disini kita dapat langsung melihat proses pembuatan kopi luwak dari kopi yang dimakan sama Luwak hingga digiling manjadi kopi luwak siap seduh......(alhamdulillah saya tidak melihat luwak yang sedang diare he he he), sungguh luar biasa rasanya.

luar biasa indahnya genting

Setelah puas melihat pemandangan dan puas nyerupuk kopi Luwak. Saya langsung balik kembali Hotel, dan sudah nampak teman saya dengan muka agak jengkel, karena saya berangkat sendirian saja...he he he. “ ente mah maseh ada hubungan pekerjaan maseh bisa besok lusa ente kemari lagi” bujuk saya. “ Betul  juga....kamu, karena kerjaan sudah beres kita siap-siap besok pagi kita pulang” kata teman saya, “ seeetdah.. ini orang kaga ada capenya kali, baru kemaren nyampe, besok sudah pulang...., jangan-jangan teman saya ini ngga punya udel kali....he he he” kata saya dalam hati.
Nampak hutannya berkurang

Semalaman saya ngga bisa tidur memikirkan perjalanan panjang balik kembali, jalannya ada longsor ngga ....longsor ngga,  syukur alhamdulillah dan atas perkenan Nya, kami tiba dengan selamat di Kota Karawang tercinta ini, dan bisa langsung menulis pengalaman ini. Terima kasih.

 Karawang 6 Maret 2017.




Senin, 06 Maret 2017

Pasar Baru Karawang 2017


Pasar Baru Karawang 2017.

Bapak Yayat (berpeci putih) Mantri Pasar bersama staf
Pasar Baru Karawang merupakan pasar tradisonal yang cukup tua umurnya, berdiri sejak tahun 1950 an, hingga kini masih dipergunakan oleh warga kota Karawang dan sekitarnya. Pasar ini sudah berulang kali direnovasi, karena faktor usia dan jumlah pedagang yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Ini dapat dilihat kondisi sekarang, pedagang berjubel hingga keluar area pasar.  Pasar ini diapit oleh dua jalan, didepan pasar jalan Tuparev, di belakang pasar “jalan pasar” namanya, dari ujung jalan dibelakang pasar ini,  dari sore hari sampai subuh, pedagang berjualan dari ujung jalan “Gang Yanten”, hingga “Pegadaian”, karena ramai transaksinya mulai sore hingga subuh.
Tampak belakang Pasar Karawang

Menurut data dari Mantri Pasar, Bapak Yayat, jumlah kios di dalam pasar Karawang ini , berjumlah 520 kios dan jumlah pedagang yang diluar area pasar berjumlah kurang lebih 210 pedagang. Jenis yang dijual di pasar ini beragam dari pakain jadi hingga sayur mayur atau kebutuhan dapur sehari-hari seperti beras, minyak goreng, daging, ikan dan lain-lain.
Petugas kebersihan sedang membersihan tumpukan sampah
Pasar ini sudah lama tidak dapat menampung jumlah pedagang, ini dapat dilihat dari deretan pedagang yang berjualan di area parkir belakang pasar dan berderet dari ujung jalan “Gang Yanten” ke “Pegadaian”. Pedagang ini tidak mempunyai kios yang permanen, mereka membikin kios sendiri diatas bahu jalan dan diatas got yang mengalir sejajar dengan jalan itu.
tempat sampah yang tertutup oleh lapak pedagang
Kondisi di dalam pasar itu sendiri sangat perlu pembenahan yang komprehensif, baik dari segi pembenahan kios, maupun saluran air, tempat sampah, penempatan pedagang yang perlu ditata kembali, agar lebih nyaman, bersih, sehat, layak seperti pasar modern. Bila musim penghujan kita harus memakai sepatu bot untuk berbelanja di pasar ini..., karena becek, sering banjir, karena saluran pembuangan perlu di perbaiki. Tumpukan sampah ditempatnya sulit diangkut, karena terhalang oleh para pedagang yang menempati area parkir.
Keadaan Pasar Karawang di malam hari

Di bagian depan pasar, yaitu di jalan Tuparev, kondisi berbeda dengan dibelakang pasar, disini pada siang hari, hanya ada tempat parkir motor dan mobil yang sangat sempit, hingga ke jalur jalan Tuparev, ini sangat mengganggu lancarnya jalan, hingga membuat macet jalan tersebut, sore sampai malam kondisinya sama dengan yang dibelakang penuh dengan pedagang.
Pedagang, Pembeli dan pengendara menjadi satu

Penyebabnya kondisi Pasar Baru Karawang sekarang ini, salah satunya adalah terlalu cepatnya pertumbuhan penduduk Karawang yang sekarang menjadi daerah industri, yang membutuhkan tenaga kerja yang sangat luar biasa banyak. Tidak barengi dengan penyediaan fasilitas pendukungnya seperti pasar tradisonal, atau memang belum ada rumusan atau “Perda” berkaitan  jumlah penduduk dengan jumlah pasar tradisional, bahkan “Perda” yang berkaitan dengan umur kadaluarsa pasar.  Sepertinya hal ini bukan hanya terjadi di Karawang saja, mungkin di kota-kota lainnya pun sama saja permasalahannya.

Solusinya pasar harus di renovasi atau rombak sesuai dengan kebutuhan, apakah dirombak karena banyak pedagang yang tidak tertampung  atau dirombak karena usia pasar yang sudah kadaluarsa. Ini bukan pekerjaan mudah, sangat kompleks sekali karena berhubungan urusan perut, perlu penanganan yang komprehensif dan bijaksana, agar semuanya dapat menyadari dan menerima perubahan.

Biasanya alasan klasik apabila ada renovasi bangunan sarana umum seperti pasar yaitu masalah anggaran. Sebenarnya Pemda bisa meminta bantuan ke Pemerintah Pusat bilamana tidak punya anggaran untuk merenovasi bangunan pasar, seperti minta bantuan ke Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Perdagangan Dalam Negeri. Pemda Karawang melalui Dinas Perdagangan bisa mengajukan proposal bantuan untuk merevitalisasi Pasar ke Kementerian Perdagangan c.q.  Direktorat Perdagangan Dalam Negeri.

Saya selaku warga Kota Karawang berharap besar Pasar Baru Karawang bisa terwujud seperti pasar modern umumnya, dan dikelola dengan profesional ini akan menguntungkan semua pihak.., penjual dan pembeli, dan tentunya berujung bisa meningkatkan PAD Karawang. Terima kasih.


Karawang, 11 Pebruari 2017.