Minggu, 10 Juli 2016

Antara Kota Karawang – Serang Banten



Antara Kota Karawang – Serang Banten

Radiator Bocor… Jangan Panik


Ini pengalaman saya sewaktu pulang silahturahmi dari Serang Banten. Berangkat dari Serang , sekitar jam 6 sore, setelah bayar Tol di Cikupa, pada kap mobil saya, keluar asap putih dan disertai suara mendesis, pikiran saya reflek …., waaahhh bocor radiator.


Setelah saya pinggirkan mobilnya, kebetulan pas di jalan keluar gerbang tol Bitung Tangerang.., agak lebar tempatnya, dan saya buka kap mesinnya….  bocor radiatornya, mana masih jauh ke Karawang, masih  di dalam jalan tol, sudah sore…., pikiran lari lari kesana kemari alias panik.

lem, filter rokok dan tensoplast
Dalam pikiran saya, hanya satu solusinya harus ditambal radiatornya, saya coba cari cari sesuatu di kotak peralatan, “Yah; cari apaan “ Tanya anak saya si Bendik, “ayah cari lem barangkali ada di sini” jawab saya sambil membolak balik isi kotak peralatan, “neh yah Bendik punya” ujar Bendik sambil menyodorkan sebuah lem, rupanya dalam tasnya ada lem bekas untuk buat prakarya di sekolahnya.

filter roko yg sdh disuwir suwir
Dan sayapun menemukan plester untuk luka kecil…tensoplast. Saya berharap dengan alat seadanya…, sebuah lem, tensoplast dan filter rokok, bisa diatasi radiartor bocor untuk sementara.  

Caranya : 
1. Basahi lubang bocornya dengan lem ( tentunya setelah agak dingin mesinnya);

2. Tempelkan filter rokok yang sudah di suwir suwir kecil, dan basahi oleh lem;

3. Tempelkan juga tensoplast, kemudian basahi dengan lem, agar lebih kuat nempelnya.

Setelah beres semua, sebelum berangkat kembali, saya buka maps google untuk mencari jalan yang tidak ada ngantrinya atau macetnya. Maps google memperlihat jalur JORR warnanya hijau semua hingga ke Karawang.


Syukur Alhamdulillah…. kira kira 2 jam kemudian, saya  sudah sampai di Karawang, dan tambalan darurat yang saya bikin jebol kembali…., tapi sudah tidak jadi pikiran saya, karena sudah sampai di rumah.



Karawang, 11 Juli 2016.

Senin, 04 Juli 2016

Kota Karawang Kota Kembang/Bunga (Dadakan)


 Kota Karawang Kota Kembang/Bunga (Dadakan)

Sungguh luar biasa pertumbuhan ekonomi di Kota Karawang, hingga dapat merubah suasana Kota Karawang menjadi Kota Kembang/bunga (Dadakan), kegiatan perdagangan kembang/bunga di Kota Karawang ini hanya bersifat dadakan menyongsong hari hari besar keagamaan seperti hari raya idul fitri (lebaran), fenomena ini lebaran tahun lalu tidak sehebat sekarang, hanya beberapa pedagang saja yang berjualan di sepanjang jalan Tuparev. 

Tapi lebaran tahun ini sungguh hebat, puluhan pedagang bunga dari Kota Bandung dan sekitarnya, seminggu sebelum hari lebaran mereka sudah datang berdagang di sepanjang jalan Tuparev. Jalan Tuparev dengan adanya tukang kembang/bunga ini, menjadi berubah hingga pangling melihatnya, karena banyaknya kembang/bunga yang dijajakan di sepanjang trotoar jalan tuparev, udaranyapun sepanjang kalur ini, berubah menjadi wangi kekembangan/bunga bungaan.

Jl. Tuparev.
jl. Tuparev.

Menurut seorang pedagang kembang/bunga Karawang merupakan lahan baru bagi para pedagang kembang/bunga, selama ini kami terfokus pemasaran pada kota besar seperti Jakarta dan Bandung, tapi sekarang menurut beliau Karawang untuk pemasaran kembang/bunga punya potensi untuk berkembang seperti di pasar Rawa Belong Jakarta, bahkan lebih…,beliau berharap kepada Pamarentah Daerah Karawang, mumpung belum pesat perkembangannya,

alangkah baiknya ditentukan lokasi atau pasar khusus untuk kembang/bunga dari sekarang, agar kami tidak berjualan di sepanjang trotoar ini, sekarang mah harap maklum aja kami berdagang di trotoar jalan Tuparev ini.
Menurut beliau juga, kembang/bunga ini langsung didatangkan dari Cihideung, Cihanjuang Lembang Bandung Utara, bukan dari  Rawa Belong. 

Jenis kembang/ bunga yang dijajan sangat beragam, banyak pilihan seperti Sedap Malam, Mawar, Berbera, Aster, Salju, Pikok, Lederlif, Carnesen, Gradiul, Vilodendum, Lili, Casabalnca, Melati dan Babybrad. Selain itu tersedia juga pedagang yang menjajan kembang/bunga khusus untuk menabur di pemakaman, sudah komplit konsumen tinggal pilih tutur beliau.

Bila Anda tidak percaya dengan fenomena ini…., datang aja ke Jalan Tuparev Karawang, sekarang juga. Terima kasih.

Karawang, 5 Juli 2016.

Kongres Jeki Siang dan Jeki Malam Tentang Lebaran, Pamarentah pusing, rakyat pusing




Kongres Jeki Siang dan Jeki Malam
Tentang
Lebaran, Pamarentah pusing, rakyat pusing

Baso.........., yang penting halal.

Dari jauh terlihat Jeki Siang dan Jeki Malam sedang kongres di Pos Ronda, tempat mereka beradu argumentasi, terlihat Jeki Siang memperlihatkan Majalah mingguan terbitan Ibu Kota yang agak lumayan baru, bagaimana ini majalah bisa sampai ke tangan Jeki Siang…???, kalau lihat harga.., harganya tentu, bagi ukuran mereka mah terbilang sangat mahal, dan bila dibeli oleh Jeki Siang tidak masuk akal…!!, dan kampong mereka tinggal, sangat jauh dari Ibu Kota!!!, apakah pemirsa budiman memikirkannya???…., dan tentunya Pemirsa budiman ingin tahu jawabannya???.., dan pasti banyak pertanyaan pertanyaan dibenak pemirsa budiman..yang membutuhkan suatu jawaban yang logis  dan ilmiah he he he, sebaiknya ngga usah dipikirin he he he. Hmm…..saya sarankan pemirsa budiman agar mengikuti kongres ini dengan seksama.
“Jek..!!; dah berapa hari ente puasa???”Tanya Jeki Malam ke sobatnya, “ dah 10 hari emang kenapa ??”jawab Jeki Siang, “ Hah… 10 hari ??, puasanya aja baru 8 hari, ente dah 10 hari, ngelawan pamarentah, ngelawan aturan….itu bid’ah, hua ha ha”, “kenapa bisa begitu” Tanya Jeki Malam, “ masalah bid’ah mah kaga usah disebutlah, saya kaga ngarti, bukan urusan kita he he he, saya puasa ngeduluan itu, karena saya kaga punya duit banyak buat beli makanan khususnya daging pada awal puasa nanti, jadi kalo saya puasa 2 hari sebelumnya.., kan ngga perlu ngeluarin duit lebih, ditabungin buat belanja pada awal puasa nanti” jawab Jeki Siang dengan santai, “ ha ha ha bisa aja ente mah, he he he emang betul Jek..!; harga harga pada naek ngga karuan, kaga pandang bulu, ampe ke kangkung kangkung naeek semua, juga kita mah termasuk golongan pantes, pantes aja golongan kita mah kaga kebeli apa apa juga …, pantes aja kita ngga punya duit, kita mah penganggur, bisa kerja kalo ada yang nyuruh, kalo ngga ada yang nyuruh.., kaga punya duit lah…ha ha ha “ujar Jeki Malam sambil tertawa renyah.
“Kenapa ya.., tiap tiap bulan puasa dan mao lebaran, harga harga pasti naek dah, mending kalo naeknya wajar, hmm kira kira 10 % lah, ini mah lebih, kira kira menurut penerawangan ente gimana???” Tanya Jeki Malam, “ katanya seh.., karena adanya perbedaan yang mencolok antara supply dan demant atao penawaran dan permintaan,  penawaran tinggi permintaan rendah, harga akan turun, tapi sebaliknya harga kan naek” jawab Jeki Siang mirip ahli ekonomi kahot. “ Nah yang terjadi sekarang ini, bahkan cenderung tiap taon, menurut ente gimana????, apa pasti adanya perbedaan penawaran dan permintaan” Tanya Jeki Malam penasaran ingin tahu lebih kenapa tiap tiap masuk bulan puasa dan menghadapi lebaran, harga pasti naek semua. “Bisa jadi naek harganya karena, pengusaha itu pinter ngitung dalam biaya produksi dan keuntungan yang diinginkan dan, daya beli dari masayarakat itu sendiri, ini logis karena mereka berpegangan pada hukum keseimbangan, bila permintaan naek tinggi, otomatis akan mempengaruhi biaya produksi dan, tentunya bahan bahan untuk produksi akan terdongkrak untuk naek juga, wajar saja harga harga naek semua tapi, mereka dalam menaikan hargapun ada itungannya, paling paling..10 sampai 20 %, itu juga itungan bersih, kalo diitung ama pengeluaran yang tidak perlu, pengeluaran pengeluaran yang ngga pake kuitansi…,  tentunya akan nambah naek harganya lebih tinggi lagi” jawab Jeki Siang.
“Tadi ente ngomong pengeluaran ngga pake kuitansi maksudnya apa ???” Tanya Jeki Malam seperti ingin memastikan, “ Hmm….itu mah kaga usah disebutlah contohnya,  kamu juga ngarti….he he he ” Jawab Jeki Siang diplomatis sekali. “kalo naek harga 10 sampai 20%, tapi menurut ane yang dhoif ini lebih dari segitu..??” Tanya Jeki Malam, “ betul Jek!!; di pasar atau dimasyarakat itu harganya bisa naek sampai 5 atau 6 kali lipatnya, karena penyaluran dari titik awal sampai ke pasar itu sangat panjang dan rumit sekali sistemnya, dan sistemnya itu bukan pamarentah yang buat , tapi mereka sendiri atau pasar sendiri yang buat, pas harga naek tidak terkendali…, masyarakat sendiri yang pusing, nyalahin pamarentah, pamarentah pusing juga, jadi pusing semua he he he ” jawab Jeki Siang dengan santai seperti menguasai permasalahan ekonomi, “ jadi harus bagaimana kita selaku masyarakat???” Tanya Jeki Malam, “ idealnya kita harus tunduk dan patuh terhadap keputusan Pamarentah…, yang saya tahu Pamarentah itu dalam suatu Negara bertindak sebagai pengatur yang adil untuk rakyatnya, atau play maker dalam sepakbola mah he he he “ jawab jeki Siang sambil tertawa, “ he he he tapi, jangan dibelokin ke lobang hidung ya !!; sekarang kongres harga bukan kongres sepakbola” Jeki Malam agak khawatir kongres ini belok jadi kongres lobang hidung seperti kongres kemarin.
“Kenapa Jek!!!; pengaturan yang dilakukan Pamarentah ngga jalan???” Tanya Jeki Malam penasaran, “ mereka ngga mao itu intervensi, para pelaku pasar pasti nolak, karena sudah asik di pasar bebas kayak sekarang, dulu slogan kita “sekali merdeka tetap merdeka”, sekarang berubah “ sekali merdeka…. Merdeka sekali “ alias bebas sekali ngga ada halangan atau aturan…, karep karep, yang penting untung buanyak he he he “Jawab Jeki Siang. “Padahal kita diajarin ama orang tua kita, bahwa hidup kita harus berkah,…ini mah mencari keuntungan semaonya kaga peduli orang lain, pamarentah kesusahan…,pada pusing dah semua” timpal Jeki Malam, “betul Jek !!!; bahkan sudah ada contohnya yang dikepung kepung ama KPK, gara gara daging sapi, ngga berkah tuh hidup ngumpulin banyak banyak duit, tapi ujungnya dikepung kepung KPK” tambah Jeki Siang.
“ Jek..!; kalo ane perhatiin barang barang di toko ama di pasar kan mencukupi bahkan lebih , tapi kenapa harga naek teerus”, seharusnya harga cenderung stabil atao naek sewajarnya” Tanya Jeki Malam penasaran, “menurut penawarangan saya mah, karena supply uang dari Pamarentah berupa gaji ke 13 dan 14, THR perusahaan, duit kiriman dari TKI di Arab, duit dari Hongkong, Taiwan dan lainnya …, itu tidak sedikit jumlahnya trilyunan, ini ngga imbang ama jumlah barang, itu bisa mendongkrak harga, sekarang contohnya harga daging Rp.125.000,- seharusnya Rp.80.000 an, tetep dibeli…, ampe habis tuh daging ngga nyisa, karena masyarakat punya duit banyak, jadi di beli terus” jawab Jeki Siang. Kepala Jeki Malam manggut manggut tanda mengerti atas penjelasan Jeki Siang. “Hmmm jadi harga naek ngga harus jomplang antara supply dan demant aja, perbedaan supply uang dan supply barangpun bisa mendongkrak harga, begitu Jek!!” Tanya Jeki Malam, “correct.., betul..he he he” Jawab Jeki Siang pendek.

*"Jek..!! harga harga naik, asal mulanya yang naikin harga siapa ya..??"  tanya Jeki Malam, "hmm..., sampai sekarang juga belon ketemu siapa yang pertama kali naikin harga, karena ruwetnya urut kacang jalur distribusi barang yang dibikin sendiri oleh mereka sendiri. "Jadi para ahli juga belon nemuin siapa yang paling dulu naikin harga" tambah Jeki Malam, "betul Jek..!! hmm....." Jeki Siang merengut keningnya tanda berpikir "tapi..., namanya para ahli tidak keabisan akal, mereka merujuk kepada istilah "invisible hand" jawab Jeki Siang agak ragu dengan jawabannya, dalam hatinya Jeki Siang, dia berdoa.., mudah mudahan Jeki Malam tidak menerus pertanyaan tentang invisible hand.*

“Jek !!, sekarang saya mao nanya kenapa harga harga mahal.., contohnya daging muahal bunget” Tanya Jeki Siang, kebalik sekarang Jeki Siang yang Tanya, mungkin bosen bagian ngejawab mulu, atao takut Jeki Malam nanya tentang invisible hand, “ karena duit kita kurang…jadi disebut mahal” jawab Jeki Malam, “ sebetulnya mahal itu karena kita harus beli, harus dibeli…jadi mahal he he he” jawab Jeki Siang, “ maksudnya…”Tanya Jeki Malam tidak ngerti, “ coba kalu kita ngga beli …, alias kita punya sendiri…;, ayam, kita punya.., potong sendiri;, kambing…, kita punya, potong sendiri;, sapi kita punya potong sendiri….ngga mahal; he he he “ jawab jeki Siang, “ betul sekali teori ente; he he he coba kalo ini jadi gerakan nasional. Kayaknya kita ngga perlu impor ini .., impor itu dah, kalo dipikir pikir mah rakyat kita hidupnya mewah sekali, apa yang dimakan itu barang impor semua, beras, daging..impor; bawang merah impor; cabe impor juga.., kan barang barang impor itu termasuk barang mewah beli nya aja pake dollar Amerika ” tambah Jeki Malam. “hua ha ha ha” jeki Siang dan Jeki Malam kompak tertawa, maksudnya kita ngga tahu tertawa senang atau tertawa karena sedih karena kita impor terus.
“Ane salut ke ente, padahal kita sama sama alumni SD Inpres…di kampong lagi, jauh kemana mana, tapi ente begitu enteng ngejawab pertanyaan ane he he he, gimana caranya, terus jawaban ente bener semua tuh..???”Tanya Jeki Malam keheranan atas jawaban jawaban Jeki Siang. “Neh Jek!!!” Jeki Siang sambil memperlihatkan majalah terbitan Ibukota, “ saya sering ngomong..banyak baca, apa aja kita baca, buku usang kek, majalah bekas kek yang penting baca, karena katanya baca itu pelita elmu, ini juga majalah dapet dikasih ama Pa RT Junot oleh oleh dari rumah Pa Camat,… masalah bener ngga mah , saya ngga tau he he he , tanyakan aja ke pemirsa budiman, saya tahu, pasti banyak yang lebih pinter dari kita” jawab Siang “hah kok begitu” Tanya Jeki Malam, “kita mah tahu sendiri jebolan SD Inpres he he he” Jawab Jeki Siang terus terang. 
  
“Terus ente saur pertama, makan ama daging???, kebeli daging berapa kilo???, emak ente seneng dong saur ama daging???” Tanya Jeki Malam, “ he he he  Alhamdulillah kita saur ama daging, emak saya juga seneng saur ama daging..,  ngumpulin duit selama 2 hari puasa.., kebeli daging dah” jawab Jeki Siang, “ iya berapa kilo???’tanya Jeki Malam kembali, “ saya beliin baso …., kuah aja ngga pake mienya, terus saur saya angetin tuh basonya…, jadi kita saur ama daging, ngga harus pake kilo kiloan emang duit dari manaaaa…, mao korupsi kaga bisa, mao maling takut digebukin massa, mao jadi tukang minta minta modern, kaga bisa bikin surat proposalnya” jawab Jeki Siang santai, “ hua ha ha ha” Jeki Malam tertawa terbahak bahak, “ mao semur kek, mao rendang kek, mao baso kek yang penting dagiiiiing ha ha ha” jawab Jeki Siang. 
Pemirsa budiman kadang kadang kita terjebak dengan kebutuhan yang sebetulnya masih bisa diakalin, tidak harus dipaksakan dan, tanpa harus menyalahkan siapa siapa, tanpa harus keluar dari jalan yang diperkenan Alloh SWT, pada hakekat apa yang kita makan itu dari sumber yang di perkenan Alloh SWT insya Alloh jadi daging, menyehatkan badan kita, tapi kalau asupan makanan kita dari jalan yang tidak diperkenan Alloh SWT, sekurang kurang jadi asam urat sudah pasti he he he . Terima Kasih.

Karawang, 4 Juli 2016.