Sabtu, 26 September 2015

KONGRES KE II JEKI SIANG DAN JEKI MALAM Bagian Ketiga Tentang Tut Wuri Handayani




KONGRES KE II JEKI SIANG DAN JEKI MALAM


Jeki Siang dan Jeki Malam seperti ahli berdebat



Bagian Ketiga
Tentang  Tut Wuri Handayani

Kekhawatiran Jeki Siang dan Jeki Malam masih nempel pada benak masing masing, hingga kini mereka yang akan piket ronda ini malam belum satupun yang nongol. Dan akhirnya sampai juga pada titik nadir…, takdir tidak bisa disangkal bagaimanapun…, Pa RT Junot menanyakan keberadaan warga yang akan piket ronda ini malam. “Jek ente sedari tadi disini..??” tanya Pa RT Junot, dengan wajah yang pucet dan penuh keringat dingin Jeki Malam menjawab pertanyaan Pa RT Junot “iy.. iya betul Pa RT Junot, ada apa ya..?”, “sudah berapa orang yang sudah datang ke sini untuk ronda ini malam ..?”, “ belum ada satupun Pa RT Junot..” jawab Jeki Malam singkat saja. Mendengar jawaban dari Jeki Malam Pa RT Junot hanya terlihat menarik napas dalam dalam dan terus diam, melihat hal ini Jeki Siang dan Jeki Malam mulutnya komat komat, kedua mata mereka saling lirik. “Mungkin …mereka masih menyelesaikan pekerjaan yang belum beres, kita tunggu lah barang setengah jam mah, nanti kalo setelah lewat itu, baru lah kita panggil ke rumah masing masing” ujar Pa RT Junot. Mendengar penjelasan dari Pa RT Junot, Jeki Siang dan Jeki Malam, hanya bengong melongo, tidak menyangka sikap Pa RT Junot begitu berbeda dari biasanya. Melihat kedua Jeki ini pada bengong seolah Pa RT Junot tahu isi hati mereka. “ Jek…, sikap marah marah itu tidak baik dan tidak memecahkan masalah, hanya nambah nambah masalah, dan itu salah satu sikap yang bodoh yang tidak perlu diperlihatkan pada siapa pun ”, “ jadi Pa RT Junot tidak marah dengan keterlambatan mereka ke sini…? Tanya Jeki Siang, “ tidak jek.!, seandainya mereka tepat waktupun tidak dapat merubah keadaan tetap aja begini, tidak akan perubahan yang sangat drastis disini, jadi saya berpikir lebih baik mereka mengerjakan yang lebih penting bagi kehidupan mereka, seperti memperhatikan anak anaknya belajar atau membantu anaknya mengisi PR sekolahnya” jawab Pa RT Junot, dan Jeki siang dan Jeki Malam memperhatikan apa diucapkan oleh Pa RT Junot dengan seksama. “Tapi itu juga sama membuang waktu bagi Pa RT Junot untuk datang lebih awal daripada mereka” tanya jeki Malam sepertinya mereka berdua bergantian bertanya, “ seandainya mereka datang sekarangpun…, yang dikerjakanpun seperti kita sekarang ini he’he’he’, dan saya datang lebih awal itu adalah karena posisi saya sebagai ketua RT.., artinya saya ini sudah milik warga bukan hanya milik keluarga saya, jadi saya harus mengutamakan kepentingan bersama dulu, dibandingkan kepentingan pribadi. Jadi pemimpin itu posisinya ada di depan, harus bisa memberi teladan yang baik, di tengah harus bisa memberikan semangat untuk produktif dan posisi di belakang pemimpin harus bisa mendorong atau memberikan dorongan kearah positif dan produktif “, “ waah Pa RT Junot hebaaaat…” puji Jeki Malam sambil mengacungkan jempolnya, “ itu elmu dari mana Pa RT Junot.., kalo boleh tahu mah…??” tanya Jeki Siang, “ yang tadi itu adalah ajaran dari Ki Hajar Dewantara, yang lebih dikenal dengan nama “Tut Wuri Handayani” , “ Ki Hajar Dewantara itu siapa…?? ” tanya Jeki Siang, “kalo Tut Wuri Handayani itu apa…??” tanya Jeki Malam ngga mao ketinggalan untuk bertanya.
Sebelum Pa RT Junot menjawab, beliau rupanya keheranan atas pertanyaan kedua jeki ini, timbul pertanyaan dalam hatinya “ kenapa mereka bertanya itu…?, apa dulu mereka tidak diajarkan disekolahnya..?, padahal ini tokoh Nasional, tokoh pendidikan Republik tercinta ini, ajarannya pun betul betul luar biasa eloknya, karena bisa diterapkan pada kehidupan sehari hari kita, tidak hanya dibidang pendidikan saja”.
Pemirsa budiman.., sepertinya musti kita renungkan kembali pertanyaan Pa RT Junot, berkaitan dengan pengenalan tokoh dan ajarannya atau jasa jasanya terhadap Republik tercinta ini, itu pun bukan hanya terhadap Ki Hajar Dewantara saja, banyak tokoh tokoh di Republik tercinta ini yang harus dikenal oleh generasi penerus Republik tercinta ini, apa benar…hal ini sudah terlupakan untuk diajarkan kepada anak anak didik Republik tercinta ini…??, padahal jasa jasa mereka ini sangat luar biasa dibandingkan dengan jasa jasa kita sekarang ini. Saya selaku Penulis memohon dengan sangat bantuan dari Pemirsa budiman untuk dapat menjawab pikiran dari Pa RT Junot ini.
“Wajar saja kamu berdua nanya siapa itu Ki Hajar Dewantara itu...?, kita mah wajar tidak tahu juga, kita mah orang kampung .., orang desa..., yang udah untung ada sekolah impres disini..”, “betul Pa RT Junot, kalo bukan jasa Pa guru Didi Semedi mah, kita kita ini juga...sampai sekarang masih buta huruf”, Jeki Malam pun ngga mao ketinggalan menambah “betul Pa RT Junot kalao bukan jasa Pa guru Didi Semedi mah sekolah di kampong kita ini tinggal namanya aja..., ditinggal semua ama guru gurunya..ke kota he’he’he’, hanya Pa guru Didi Semedi yang bertahan disini dari sejak berdiri sampe sekarang”, “kebangetan kalo yang tidak tau para tokoh atau leluhur negeri tercinta ini, adalah orang orang kota yang serba ada dan mudah untuk sekolahnya” kata Pa RT Junot.
“Pa RT Junot..., pertanyaan saya belum dijawab..? tanya Jeki Siang dan Jeki Malam serentak, “ oo iya...., kira kira begini...,Ki Hajar Dewantara itu tokoh pendidikan nasional, tokoh pendidikan negeri tercinta ini, hari kelahiran beliau dijadikan hari Pendidikan Nasional, terus... ajarannya dikenal dengan Tut Wuri Handayani “, “apa itu hartinya Pa RT Junot..?” tanya Jeki Malam, “ artinya itu tadi yang saya sebutin..., di depan memberi teladan.., ditengah memberi semangat.., dan di belakang memberi dorongan, ajaran ini ternyata bisa diterapkan untuk kegiatan kita sehari hari, contonya tadi saya membuang sampah, di depan memberi teladan...” jawab Pa RT Junot dengan singkat, ternyata  jawaban ini, tidak mendapatkan tanggapan yang posistif, hanya sedikit dan kurang memuaskan bagi kedua Jeki, makanya mereka melontarkan pertanyaan yang sedikit berbau protes dengan jawaban Pa RT Junot yang dianggap pelit. “Pa RT Junot.., kok jawabannya secuwil amat, saya berdua belum ngerti semuanya neh”. Mendengar pertanyaan bernada protes dari mereka, Pa RT Junot tertawa lepas “hua ha ha ha.., Jek..., saya mah ngejawab apa adanya sesuai dengan elmu saya, saya sekolah nya ngga nyampe ke es.. es..an kayak orang orang,  ini juga sudah alhamdullilaaah bisa baca tulis doang juga , bisa ketakar  elmu saya..ama kamu berdua, ha ha ha ha, jadi jangan harep jawabannya seperti para ahli, kalo pengen afdol mah coba tanyakan ke pemirsa budiman , barangkali ada yang mao bantu kita jawab Pa RT Junot dengan santai dan diselingi tertawa yang khas.

                                                      bersambung bagian keempat…..

Penjelasan bahasa aneh menurut Anda pada tulisan di atas ini.
1. nongol  = terlihat/datang
2. pucet  = pucat
3. bengong melongo  = termenung keheranan
4. elmu   = ilmu
5. musti  = mesti/harus
6. kebangetan  = keterlaluan
7.secuwil amat = sedikit amat
8. harep = harap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar