KONGRES KE II JEKI SIANG DAN JEKI MALAM
Bagian
Ketiga
Tentang Tut Wuri Handayani
Kekhawatiran Jeki Siang dan Jeki
Malam masih nempel pada benak masing
masing, hingga kini mereka yang akan piket ronda ini malam belum satupun yang nongol. Dan akhirnya sampai juga pada
titik nadir…, takdir tidak bisa disangkal bagaimanapun…, Pa RT Junot menanyakan
keberadaan warga yang akan piket ronda ini malam. “Jek ente sedari tadi
disini..??” tanya Pa RT Junot, dengan wajah yang pucet dan penuh keringat dingin Jeki Malam menjawab pertanyaan Pa
RT Junot “iy.. iya betul Pa RT Junot, ada apa ya..?”, “sudah berapa orang yang
sudah datang ke sini untuk ronda ini malam ..?”, “ belum ada satupun Pa RT
Junot..” jawab Jeki Malam singkat saja. Mendengar jawaban dari Jeki Malam Pa RT
Junot hanya terlihat menarik napas dalam dalam dan terus diam, melihat hal ini
Jeki Siang dan Jeki Malam mulutnya komat komat, kedua mata mereka saling lirik.
“Mungkin …mereka masih menyelesaikan pekerjaan yang belum beres, kita tunggu
lah barang setengah jam mah, nanti kalo setelah lewat itu, baru lah kita
panggil ke rumah masing masing” ujar Pa RT Junot. Mendengar penjelasan dari Pa
RT Junot, Jeki Siang dan Jeki Malam, hanya bengong
melongo, tidak menyangka sikap Pa RT Junot begitu berbeda dari biasanya.
Melihat kedua Jeki ini pada bengong seolah
Pa RT Junot tahu isi hati mereka. “ Jek…, sikap marah marah itu tidak baik dan
tidak memecahkan masalah, hanya nambah nambah masalah, dan itu salah satu sikap
yang bodoh yang tidak perlu diperlihatkan pada siapa pun ”, “ jadi Pa RT Junot
tidak marah dengan keterlambatan mereka ke sini…? Tanya Jeki Siang, “ tidak
jek.!, seandainya mereka tepat waktupun tidak dapat merubah keadaan tetap aja
begini, tidak akan perubahan yang sangat drastis disini, jadi saya berpikir
lebih baik mereka mengerjakan yang lebih penting bagi kehidupan mereka, seperti
memperhatikan anak anaknya belajar atau membantu anaknya mengisi PR sekolahnya”
jawab Pa RT Junot, dan Jeki siang dan Jeki Malam memperhatikan apa diucapkan
oleh Pa RT Junot dengan seksama. “Tapi itu juga sama membuang waktu bagi Pa RT
Junot untuk datang lebih awal daripada mereka” tanya jeki Malam sepertinya
mereka berdua bergantian bertanya, “ seandainya mereka datang sekarangpun…,
yang dikerjakanpun seperti kita sekarang ini he’he’he’, dan saya datang lebih awal itu adalah karena posisi saya
sebagai ketua RT.., artinya saya ini sudah milik warga bukan hanya milik
keluarga saya, jadi saya harus mengutamakan kepentingan bersama dulu,
dibandingkan kepentingan pribadi. Jadi pemimpin itu posisinya ada di depan, harus
bisa memberi teladan yang baik, di tengah harus bisa memberikan semangat untuk
produktif dan posisi di belakang pemimpin harus bisa mendorong atau memberikan
dorongan kearah positif dan produktif “, “ waah Pa RT Junot hebaaaat…” puji
Jeki Malam sambil mengacungkan jempolnya, “ itu elmu dari mana Pa RT Junot.., kalo boleh tahu mah…??” tanya Jeki
Siang, “ yang tadi itu adalah ajaran dari Ki Hajar Dewantara, yang lebih
dikenal dengan nama “Tut Wuri Handayani” , “ Ki Hajar Dewantara itu siapa…?? ”
tanya Jeki Siang, “kalo Tut Wuri Handayani itu apa…??” tanya Jeki Malam ngga
mao ketinggalan untuk bertanya.
Sebelum Pa RT Junot menjawab, beliau
rupanya keheranan atas pertanyaan kedua jeki ini, timbul pertanyaan dalam
hatinya “ kenapa mereka bertanya itu…?, apa dulu mereka tidak diajarkan disekolahnya..?,
padahal ini tokoh Nasional, tokoh pendidikan Republik tercinta ini, ajarannya pun
betul betul luar biasa eloknya, karena bisa diterapkan pada kehidupan sehari
hari kita, tidak hanya dibidang pendidikan saja”.
Pemirsa budiman.., sepertinya musti kita renungkan kembali pertanyaan
Pa RT Junot, berkaitan dengan pengenalan tokoh dan ajarannya atau jasa jasanya
terhadap Republik tercinta ini, itu pun bukan hanya terhadap Ki Hajar Dewantara
saja, banyak tokoh tokoh di Republik tercinta ini yang harus dikenal oleh
generasi penerus Republik tercinta ini, apa benar…hal ini sudah terlupakan
untuk diajarkan kepada anak anak didik Republik tercinta ini…??, padahal jasa
jasa mereka ini sangat luar biasa dibandingkan dengan jasa jasa kita sekarang
ini. Saya selaku Penulis memohon dengan sangat bantuan dari Pemirsa budiman
untuk dapat menjawab pikiran dari Pa RT Junot ini.
“Wajar saja kamu berdua nanya siapa itu Ki Hajar
Dewantara itu...?, kita mah wajar tidak tahu juga, kita mah orang kampung ..,
orang desa..., yang udah untung ada sekolah impres disini..”, “betul Pa RT
Junot, kalo bukan jasa Pa guru Didi Semedi mah, kita kita ini juga...sampai
sekarang masih buta huruf”, Jeki Malam pun ngga mao ketinggalan menambah “betul
Pa RT Junot kalao bukan jasa Pa guru Didi Semedi mah sekolah di kampong kita
ini tinggal namanya aja..., ditinggal semua ama guru gurunya..ke kota he’he’he’, hanya Pa guru Didi Semedi
yang bertahan disini dari sejak berdiri sampe sekarang”, “kebangetan kalo yang tidak tau para tokoh atau leluhur negeri
tercinta ini, adalah orang orang kota yang serba ada dan mudah untuk sekolahnya”
kata Pa RT Junot.
“Pa RT Junot..., pertanyaan saya belum dijawab..?
tanya Jeki Siang dan Jeki Malam serentak, “ oo iya...., kira kira begini...,Ki
Hajar Dewantara itu tokoh pendidikan nasional, tokoh pendidikan negeri tercinta
ini, hari kelahiran beliau dijadikan hari Pendidikan Nasional, terus...
ajarannya dikenal dengan Tut Wuri
Handayani “, “apa itu hartinya Pa
RT Junot..?” tanya Jeki Malam, “ artinya itu tadi yang saya sebutin..., di
depan memberi teladan.., ditengah memberi semangat.., dan di belakang memberi
dorongan, ajaran ini ternyata bisa diterapkan untuk kegiatan kita sehari hari,
contonya tadi saya membuang sampah, di depan memberi teladan...” jawab Pa RT
Junot dengan singkat, ternyata jawaban
ini, tidak mendapatkan tanggapan yang posistif, hanya sedikit dan kurang
memuaskan bagi kedua Jeki, makanya mereka melontarkan pertanyaan yang sedikit
berbau protes dengan jawaban Pa RT Junot yang dianggap pelit. “Pa RT Junot.., kok jawabannya secuwil amat, saya berdua belum ngerti semuanya neh”. Mendengar
pertanyaan bernada protes dari mereka, Pa RT Junot tertawa lepas “hua ha ha ha.., Jek..., saya mah
ngejawab apa adanya sesuai dengan elmu
saya, saya sekolah nya ngga nyampe ke es.. es..an kayak orang orang, ini juga sudah alhamdullilaaah bisa baca tulis doang juga , bisa
ketakar elmu saya..ama kamu berdua, ha ha ha ha, jadi jangan harep jawabannya seperti para ahli, kalo
pengen afdol mah coba tanyakan ke
pemirsa budiman , barangkali ada yang mao bantu kita ” jawab Pa RT Junot dengan santai dan diselingi tertawa yang khas.
bersambung bagian keempat…..
Penjelasan
bahasa aneh menurut Anda pada tulisan di atas ini.
1. nongol = terlihat/datang
2. pucet = pucat
3. bengong melongo = termenung keheranan
4. elmu = ilmu
5. musti = mesti/harus
6. kebangetan = keterlaluan
7.secuwil
amat = sedikit amat
8. harep = harap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar