Musium Gajah Di
Jakarta.
![]() |
Lambang abadi Musium Gajah |
Musium adalah tempat untuk
menyimpan benda-benda purbakala atau kuno, untuk dilestarikan guna kepentingan
ilmu pengetahuan atau untuk hanya dipamerkan agar masyarakat mengetahui
bekas-bekas peninggalan dari nenek moyang kita beratus atau beribu tahun
kebelakang, agar dapat menumbuhkan pemahaman akan sesuatu kegiatan yang sudah
terjadi, juga agar bisa menumbuhkan rasa nasionallisme suatu bangsa.
![]() |
Penjelasan dari Direktur Musium Gajah |
Benda-benda purbakala berupa
dolmen, artefak-artefak, manuskrip, pakaian, rumah adat, logam mulia seperti
emas, perak , perunggu , bahkan tembaga, alat-alat pertanian, alat berburu,
alat-alat perang, bahkan pakaian-pakaian kebesaran kerajaan-kerajaan jaman dulu
kala.
![]() |
Berpikir membangun rumah adat |
Dengan memperhatikan peninggalan
bersejarah tersebut, kita bisa memahami kehidupan dan kebiasaan nenek moyang
kita, bahkan kita bisa mengetahui apa
saja yang sudah dilakukan oleh pendahulu kita, baik dari segi penguasaan
tenologi, maupun dalam proses berpemerintahan yang sudah membuka diri atau
membuka hubungan dengan kerjaan lain diluar kawasannya.
![]() |
Fosil Gading Gajah |
Dengan kata lain, bila kita ingin
mengetahui apa saja prilaku nenek moyang kita sekian ratus tahun kebelakang
cukup datang saja ke musium terdekat. Tapi kita hidup di Indonesia, tidak semua
kota mempunyai musium, hanya kota-kota besar saja yang mempunyai musium seperti
kota Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang dan lainnya. Berbeda dengan di negara
Eropa, pada umumnya hampir tiap kota mempunyai musium, warganyapun selalu
antusias atau memyempatkan untuk datang ke Musium, (maaf) karena beda penilaian,
masyarakat kita belum menjadikan keberadaan musium menjadi sebuah kebutuhan,
belum sepenuhnya menyadari pentingnya sebuah musium, nasibnya hampir sama
dengan perpustakaan umum, seolah hanya tempat batu-batu yang tidak ada artinya.
Hal itu saya alami sendiri,
selama hidup saya baru berkunjung ke Musium Gajah baru dua kali, pertama kali
ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar kira-kira tahun 1979 an, dan
yang kedua, pada minggu lalu saya baru berkunjung kembali ke Musium Gajah.
Musium Gajah ini dirintis sejak tahun 1778 dengan nama Bataviaasch Genootscap
van en Wetenschappen, dilanjut oleh Gubernur Jenderal Inggris Sir Thomas Stamford
Raffles hingga pada 1868 dibuka untuk umum pada kali pertama.
![]() |
Pembuatan patung butuh waktu lama |
Dalam musium kita bisa menerka
kedamaian negeri kita, ternyata negeri kita sejak jaman dulu adalah negeri yang
cinta damai, terbukti dengn banyak artefak kuno yang sangat bagus mendekati
bentuk yang sempurna. Kita tahu untuk pembentukan suatu benda seperti patung yang
terbuat dari batu, perunggu bahkan emas, keramik dan lainnya itu sangat
membutuhkan waktu yang lama dan tidak ada gangguan seperti peperangan. Semua terlaksana
dalam waktu damai hingga terbentuk suatu yang benda seperti patung pakaian alat pertanian dan
sebagainya.
Alangkah baiknya berkunjung ke
Musium khususnya Musium Gajah dengan membawa anak-anak kita , agar anak-anak
kita dapat memahami sejarah leluhur kita yang belum tentu pengetahuan ini
didapat di sekolah-sekolah.
Mudah-mudahan ulasan sederhana
ini bermanfaat bagi kita semua, terima kasih.
Karawang, 12 Agustus 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar