Sabtu, 11 Agustus 2018

Musium Gajah Di Jakarta.


Musium Gajah Di Jakarta.

Lambang abadi Musium Gajah

Musium adalah tempat untuk menyimpan benda-benda purbakala atau kuno, untuk dilestarikan guna kepentingan ilmu pengetahuan atau untuk hanya dipamerkan agar masyarakat mengetahui bekas-bekas peninggalan dari nenek moyang kita beratus atau beribu tahun kebelakang, agar dapat menumbuhkan pemahaman akan sesuatu kegiatan yang sudah terjadi, juga agar bisa menumbuhkan rasa nasionallisme suatu bangsa.

Penjelasan dari Direktur Musium Gajah
Benda-benda purbakala berupa dolmen, artefak-artefak, manuskrip, pakaian, rumah adat, logam mulia seperti emas, perak , perunggu , bahkan tembaga, alat-alat pertanian, alat berburu, alat-alat perang, bahkan pakaian-pakaian kebesaran kerajaan-kerajaan jaman dulu kala.

Berpikir membangun rumah adat
Dengan memperhatikan peninggalan bersejarah tersebut, kita bisa memahami kehidupan dan kebiasaan nenek moyang kita, bahkan kita  bisa mengetahui apa saja yang sudah dilakukan oleh pendahulu kita, baik dari segi penguasaan tenologi, maupun dalam proses berpemerintahan yang sudah membuka diri atau membuka hubungan dengan kerjaan lain diluar kawasannya.

Fosil Gading Gajah
Dengan kata lain, bila kita ingin mengetahui apa saja prilaku nenek moyang kita sekian ratus tahun kebelakang cukup datang saja ke musium terdekat. Tapi kita hidup di Indonesia, tidak semua kota mempunyai musium, hanya kota-kota besar saja yang mempunyai musium seperti kota Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang dan lainnya. Berbeda dengan di negara Eropa, pada umumnya hampir tiap kota mempunyai musium, warganyapun selalu antusias atau memyempatkan untuk datang ke Musium, (maaf) karena beda penilaian, masyarakat kita belum menjadikan keberadaan musium menjadi sebuah kebutuhan, belum sepenuhnya menyadari pentingnya sebuah musium, nasibnya hampir sama dengan perpustakaan umum, seolah hanya tempat batu-batu yang tidak ada artinya.

Hal itu saya alami sendiri, selama hidup saya baru berkunjung ke Musium Gajah baru dua kali, pertama kali ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar kira-kira tahun 1979 an, dan yang kedua, pada minggu lalu saya baru berkunjung kembali ke Musium Gajah. Musium Gajah ini dirintis sejak tahun 1778 dengan nama Bataviaasch Genootscap van en Wetenschappen, dilanjut oleh Gubernur Jenderal Inggris Sir Thomas Stamford Raffles hingga pada 1868 dibuka untuk umum pada kali pertama.

Pembuatan patung butuh waktu lama
Dalam musium kita bisa menerka kedamaian negeri kita, ternyata negeri kita sejak jaman dulu adalah negeri yang cinta damai, terbukti dengn banyak artefak kuno yang sangat bagus mendekati bentuk yang sempurna. Kita tahu untuk pembentukan suatu benda seperti patung yang terbuat dari batu, perunggu bahkan emas, keramik dan lainnya itu sangat membutuhkan waktu yang lama dan tidak ada gangguan seperti peperangan. Semua terlaksana dalam waktu damai hingga terbentuk suatu yang benda  seperti patung pakaian alat pertanian dan sebagainya.

Alangkah baiknya berkunjung ke Musium khususnya Musium Gajah dengan membawa anak-anak kita , agar anak-anak kita dapat memahami sejarah leluhur kita yang belum tentu pengetahuan ini didapat di sekolah-sekolah.
Mudah-mudahan ulasan sederhana ini bermanfaat bagi kita semua, terima kasih.
Karawang, 12 Agustus 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar