Jumat, 17 November 2017

Keluarga Berencana versus Jaminan Hari Tua

Keluarga Berencana versus Jaminan Hari Tua
Slogan membutuhkan perawatan

Keluarga Berencana merupakan program dan kegiatan yang sangat penting. Hingga pada jaman Orde Baru program Keluarga Berencana ini harus dilakukan sampai ke tingkat RT dan RW, melalui kegiatan PosYandu yang ada di tingkat RT dan RW.
Dukungan Kegiatan Program KB di Karawang

Salah satu alasan yang (mungkin) tepat adalah untuk mengurangi tingkat kemiskinan atau meningkatkan kesejahteraan (karena pada waktu itu tingkat kemiskinan masih terbilang tinggi), karena pada waktu itu rakyat miskin mempunyai jumlah keluarga lebih dari 5 orang anak. Orang tua miskin akan menurunkan kemiskinannya kepada 5 orang anaknya. Tapi bila ikut program Keluarga berencana, kemiskinan akan diturunkan kepada 2 orang anak. Secara matematis sudah berkurang jumlah warga miskin.
Anjuran kiranya tidak cukup nempel di mobil

Pada prakteknya (teorinya) lebih mudah mengelola anak dengan jumlah sedikit , dibanding dengan mengelola jumlah anak yang cukup banyak seperti 5 orang, apalagi dengan pendapatan yang tetap atau tidak pernah bertambah, tetapi pengeluaran kebutuhan anak tiap hari, bulan dan tahun terus meningkat. Kebutuhannya seperti kebutuhan pakaian, kebutuhan uang sekolah, pangan dan lainnya...terus meningkat.
Untuk mobilitas kegiatan KB perlu banyak faslitas

Program Keluarga Berencana ini meredup dengan perubahan jaman. Penyebabnya banyak faktor salah satunya adalah perubahan politik di tanah air kita ini. Semenjak itu gaung Keluarga Berencana hilang diganti dengan hiruk pikuk politik. Dulu banyak baliho Keluarga Berencana (hampir) ditiap pojok jalan, sekarang balihonya berubah menjadi baliho politik yang menonjolkan gambar orang perseorangan, tokoh politik atau tokoh lainnya.

Akibat dari lepasnya program Keluarga Berencana dari fokus Pemerintah adalah bertambahnya jumlah pendududk secara signifikan (Baby Boomers), dan sekarang ini kita suka tidak suka, kita harus menerima Bonus Demografi, yaitu meningkatnya jumlah tenaga kerja yang produktif. Tentunya bukan pekerjaan enteng bagi Pemerintah Daerah dan Pusat perlu sinergi diantaranya, agar tepat penanganannya.

Tentunya..kita bertanya kenapa banyak orang miskin mempunyai banyak anak, padahal secara teori itu sangat menyusahkan kepada orang tuanya..., ternyata diantara alasan-alasannya adalah anak sebagai jaminan hari tua. Secara teori mereka orang-orang yang sudah tua diurus oleh negara, karena semasa mudanya mereka sudah berbakti kepada negara, tapi karena di negara kita masih banyak yang perlu diurus oleh negara, makanya hanya sebagian kecil saja yang bisa diurus oleh negara. Juga ada budaya dari kita sendiri, bahwa seorang anak harus mengurus orang tuanya dimasa tua, juga orang tua kita akan lebih bahagia, bila diurus oleh keluarganya sendiri  atau oleh anaknya sendiri, apalagi anaknya sudah jadi “orang”, dibanding diurus oleh orang lain atau negara melalui yayasan orang jompo, walaupun secara bergiliran (tergantung berapa jumlah anaknya), itulah salah keuntungan punya anak banyak.

Hmm...pemirsa budiman, saya yakin anda punya jawaban jitu terhadap permasalah di atas..terima kasih.

Mudah-mudahan tulisan sederhana ini ada manfaatnya buat kita semua....amin.

Karawang, 14 Nopember 2017. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar