Sabtu, 23 April 2022

Ketahanan Pangan Menggunakan OVOP

Ketahanan Pangan Menggunakan OVOP


Salah satu faktor penentu keamanan satu negara adalah masalah ketercukupan pangan bagi warga negaranya bila sebalik akan membahayakan kelangsungan sebuah negara. Maka hampir semua negara pasti mempunyai unit yang menangani secara khusus masalah pangan seperti di negeri kita adalah Bulog. Tentunya kita bertanya kenapa masalah pangan harus ditangani secara khusus oleh unit tersendiri??? Karena dengan pangan ini bisa digunakan oleh satu negara untuk menekan negara lain. Maka dari itu sangat penting ketahanan pangan dari hulu hingga hilir agar semua kebutuhan warga negara tercukupi, apapun bentuknya, caranya, risikonya harus dilaksanakan oleh negara dalam memenuhi kecukupan pangan, apakah dengan subsidi, BLT, program pelatihan, impor teknologi, kerjasama dengan dunia internasional dan lainnya untuk menjaga ketahanan pangan ini, jangan sampai masalah perut warga negara tergantung dengan negara lain… ini sangat berbahaya. Untuk saat ini Pemerintah Indonesia seperti perlu meningkatkan program ketahanan pangan, hm….tetapi kendala banyak sekali seperti perubahan jaman atau pola pikir masyarakat yang berubah, kemauan masyarakat yang berubah, teknologi yang berubah dan lain sebagainya. Dulu program transmigrasi masih ada sekarang boleh dibilang tidak ada, dulu industrialisasi tidak semasif sekarang, program pendidikan yang mengarah ke bidang pertanian boleh dibilang minim sekali, perubahan lahan produktif menjadi kawasan industri, sentra ekonomi, ada kelatahan bagi daerah untuk menjaadi daerah industri dan lain-lainnya. Tentunya bukan perkara mudah untuk program ketahanan pangan di Indonesia. Melihat kendala di atas menurut hemat saya….Salah satu solusinya adalah program One Village One Product (OVOP) bahasa kita mah begini satu daerah satu produk . Program ini pernah digulirkan dipenghujung Orde baru hingga sekarang sudah tidak terdengar lagi gaungnya.
Sebetulnya OVOP itu apa ya…???. Program OVOP pertama kali diterapkan di Perfektur Oita Jepang pencetusnyapun orang Jepang yaitu Morihiko Hiramatsu pada waktu itu beliau gubernur Oita. Program ini bisa mengangkat derajat dan mengatasi permasalah di perfektur Oita. Melihat program OVOP ini cukup berhasil di jepang. Thailand ikut mengadopsi program dan diterapkan hingga kini, hasilnya produk pertanian dari Thailand sangat terkenal di negeri kita ini seperti beras Thailand, jambu Bangkok, durian montong dan lainnya. Program OVOP memanfaatkan, mempertahankan, mengembangkan mutu dan penampilan produk-produk daerah yang unik atau tidak ada di daerah lain. Contoh di Karawang bagian utara ada daerah atau desa Bolang disini banyak sekali atau sentra jambu air yang besar-besar dan manis yang pemasarannya sampai ke Jakarta, seharusnya Pemerintah Daerah Karawang berinisiatif untuk mempertahankan daerah ini sebagai penghasil utama jambu air, kemudian dididik warganya untuk mengelolaan sumber daya jambu air ini sedemikian rupa agar ada nilai tambahnya. Dulu Karawang terkenal dengan lumbung padi nasional. Sekarang julukan itu sudah pudar seiring dengan beralih fungsinya lahan-lahan pertanian di Karawang jadi daerah Industri, pergudangan, perkantoran, perumahan dan lainnya. Hendaknya Pemerintah Daerah Karawang berinisiatif untuk mempertahankan area-area persawahan agar tidak habis dialih fungsikan. Di selatan Karawang masih ada hutan sedikit lagi, hendaknya di pertahankan untuk kelangsungan ketahanan pangan melalui rimbunnya hutan, karena ada pepatah “ gunung hejo, leuweung hejo rakyat ngejo”. Begitu pula pada tingkat Propinsi. Propinsi Jawa Barat perlu memetakan daerah-daerah Tingkat II untuk mempertahankan keunggulan produk yang unik dan mendorong Pemda Tingkat II segera membuat program OVOP. Contoh : Kabupaten Purwakarta mempunyai keunikan produk gerabahnya, Kabupaten Kuningan dengan produk tape ketan, Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya dengan kerajinan tangan, Kabupaten Karawang dengan produk padinya, Kabupaten Bekasi dengan produk industri modern, Cirebon dan sekitarnya sebagai kota bisnis karena mempunyai pelabuhan laut dan udara. Jepang juga sewaktu menerapkan OVOP ini tidak berskala besar…kecil, tetapi dengan ketekunan keseriusan dari Pemerintahnya, OVOP walaupun kecil telah memberikan perubahan terhadap kehidupan warganya dan mengentaskan kemiskinan. Sebaiknya Pemerintah Indonesia segera untuk mempertimbangkan kembali program OVOP di seluruh Indonesia untuk membantu program pangan nasional, dengan langkah sebagai berikut : program Transmigrasi di aktifkan kembali. Pembatasan atau zonasi daerah pertanian, industri dan pemukiman harus jelas dan jangan gampang berubah. Pemberian pendidikan singkat atau kursus-kursus bagi petani agar mutu keahliannya meningkat. Permudah akses moda angkutan barang untuk pengangkutan produk pertanian ke berbagai daerah. 
Mudah-mudahan tulisan sederhana ini bermanfaat bagi kita semua, terima kasih. 
Karawang , 23 April 2022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar