Sampah
Di Kota Karawang
![]() |
Silo atau Tanur sampah.....berfungsi atau tidak ??? |
Sampah yang
terlihat disekitar lingkungan kita merupakan sisa dari aktifitas kehidupan
sehari-hari manusia dalam proses pemenuhan kebutuhan hidup. Sisa aktifitas ini
umumnya di sebut sampah atau lebih keren lagi disebut dengan limbah .
![]() |
Sistem terbuka sudah harus di evaluasi |
Sampah hal yang
tidak bisa dihindari keberadaannya, dimanapun manusia melakukan aktifitasnya
selalau menghasilkan sampah. Sampah yang yang dihasilkan oleh aktifitas
manusia, bisa didaur ulang, bisa digunakan lagi dan tidak bisa didaur ulang dan
tidak bisa digunakan lagi. Yang bisa didaur ulang seperti sampah plastik, besi,
kaca dan lainya, sampah yang tidak bisa didaur ulang yaitu sampah organik
contonya sampah buah-buahan , sampah sayuran, sampah masakan dan lainnya.
Sampah sejak
dulu selalu mendapat perhatian, karena problematik yang sudah menahun
berulang-ulang baik penyebab banyaknya sampah, maupun dalam manajemen
pengelolaan sampah hasilnya selalu bikin kita bingung……alias tidak
selesai-selesai atau sekurangnya ada pengelolaan manajemen sampah yang
menyeluruh dan berkelanjutan, kearah pengelolaan sampah yang yang lebih baik,
,lebih efisien, efektif dan lebih ekonomis (bukan dalam arti pengelolaan
sampah sekarang tidak serius).
![]() |
TPS pengkolan Virgin paling produktif |
![]() |
Antrian truk...perlu waktu lama |
Hingga saat ini,
Kota Karawang menghasilkan sampah kurang lebih 900-1100 kubik, dengan armada
kurang lebih 60-70 truk, dengan rata-rata sekali angkut kurang lebih 5-6 kubik.
Jarak Kota Karawang ke Jalupang Cikampek kurang lebih 40 kilometer dengan waktu
pergi pulang 4 jam, proses pengangkatan
sampah dari tempatnya ke bak truk memerlukan waktu kurang lebih 1-2 jam (karena
masih manual tidak menggunakan mesin ), sepertinya tidak mungkin tercapai dalam
1 hari bisa 2 rit sekaligus.
Sampah yang tidak terangkut akan menumpuk...akan diangkut esok harinya, dan
begitu seterusnya. Bagi mereka bisa membaca peluang bisnis dalam angkutan sampah
ini merupakan suatu peluang untuk dicoba dalam bisnis sampah ini, sepertinya
sangat menguntungkan.
Tentunya kita berlogika kenapa bisa terjadi begini????? Dan seolah-olah
tidak ada penyelesaian yang jitu terhadap sampah ini. Sebetulnya ada ketimpangan
antara biaya atau anggaran kebersihan sampah dan produksi sampah di Kota
Karawang, dari sisi anggaran tiap tahun tidak ada penambahan anggaran yang
signifikan, dari sisi produksi sampah ada pertumbuhan yang signifikan seiring
dengan bertambahnya penduduk plus prilaku penduduk yang cenderung tidak peduli
dengan kebersihan Kota Karawang.
![]() |
Sawah dan Sampah berdampingan dengan damai |
Dan penyelesaiannya harus revolusioner jangan setengah-setengah, seperti :
1.
Penambahan
anggaran untuk penambahan armada dan penambahan SDM khususnya dibidang teknis
(bukan SDM bidang Manajerial), bisa meniru ke DKI Jakarta dengan pasukan oranye
dan Biru;
2.
Penegakan SOP
yang konsisten, (bisa meniru ke PJKA atau KAI yang sukses merubah kondisi KAI dengan
cepat dan tepat sesuai dengan kebutuhan);
3.
Pengangkutan
sampah dirubah dari siang ke malam hari, karena malam hari tidak mengganggu
aktifitas lain, volume kendaraanpun berkurang, tidak seramai siang hari;
4.
Pembelian
mesin tambahan atau mesin pembantu untuk mempercepat pengangkutan sampah;
5.
Penambahan
gaji pegawai, karena jam kerjanya dimalam hari gajinya harus dibedakan;
6.
Penegakan
sistem funishmen dan reward yang konsisten;
7.
Adanya
evaluasi berkala terhadap sistem manajemen sampah;
8.
Penempatan
top manajer yang punya tekad yang militan terhadap permasalahan sampah di Kota
Karawang (fokus terhadap pekerjaannya).
Saya menulis opini ini, tidak lain tidak bukan, hanya ingin melihat adanya
perubahan warga Kota Karawang dalam penanganan terhadap sampah hingga Kota
Karawang terlihat kehidupannya serasi dengan motto Kota Karawang Kota Interasih...Indah
Tertib....Aman,,,dan Bersih.
Mudah-mudahan opini bermanfaat bagi mkita semua, terimakasih.
Karawang, 9 Juni 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar