Sabtu, 09 Juni 2018

Sampah Di Kota Karawang



Sampah Di Kota Karawang

Silo atau Tanur sampah.....berfungsi atau tidak ???


Sampah yang terlihat disekitar lingkungan kita merupakan sisa dari aktifitas kehidupan sehari-hari manusia dalam proses pemenuhan kebutuhan hidup. Sisa aktifitas ini umumnya di sebut sampah atau lebih keren lagi disebut dengan limbah .
Sistem terbuka sudah harus di evaluasi
Sampah hal yang tidak bisa dihindari keberadaannya, dimanapun manusia melakukan aktifitasnya selalau menghasilkan sampah. Sampah yang yang dihasilkan oleh aktifitas manusia, bisa didaur ulang, bisa digunakan lagi dan tidak bisa didaur ulang dan tidak bisa digunakan lagi. Yang bisa didaur ulang seperti sampah plastik, besi, kaca dan lainya, sampah yang tidak bisa didaur ulang yaitu sampah organik contonya sampah buah-buahan , sampah sayuran, sampah masakan dan lainnya.

Sampah sejak dulu selalu mendapat perhatian, karena problematik yang sudah menahun berulang-ulang baik penyebab banyaknya sampah, maupun dalam manajemen pengelolaan sampah hasilnya selalu bikin kita bingung……alias tidak selesai-selesai atau sekurangnya ada pengelolaan manajemen sampah yang menyeluruh dan berkelanjutan, kearah pengelolaan sampah yang yang lebih baik, ,lebih efisien, efektif dan lebih ekonomis (bukan dalam arti pengelolaan sampah  sekarang tidak serius).
TPS pengkolan Virgin paling produktif
Antrian truk...perlu waktu lama
Hingga saat ini, Kota Karawang menghasilkan sampah kurang lebih 900-1100 kubik, dengan armada kurang lebih 60-70 truk, dengan rata-rata sekali angkut kurang lebih 5-6 kubik. Jarak Kota Karawang ke Jalupang Cikampek kurang lebih 40 kilometer dengan waktu pergi pulang 4 jam, proses pengangkatan sampah dari tempatnya ke bak truk memerlukan waktu kurang lebih 1-2 jam (karena masih manual tidak menggunakan mesin ), sepertinya tidak mungkin tercapai dalam 1 hari bisa 2 rit sekaligus.
Got/saluran air pun penuh dengan sampah


Sampah yang tidak terangkut akan menumpuk...akan diangkut esok harinya, dan begitu seterusnya. Bagi mereka bisa membaca peluang bisnis dalam angkutan sampah ini merupakan suatu peluang untuk dicoba dalam bisnis sampah ini, sepertinya sangat menguntungkan.


Tanpa mesin pembantu ..masih manual

Tentunya kita berlogika kenapa bisa terjadi begini????? Dan seolah-olah tidak ada penyelesaian yang jitu terhadap sampah ini. Sebetulnya ada ketimpangan antara biaya atau anggaran kebersihan sampah dan produksi sampah di Kota Karawang, dari sisi anggaran tiap tahun tidak ada penambahan anggaran yang signifikan, dari sisi produksi sampah ada pertumbuhan yang signifikan seiring dengan bertambahnya penduduk plus prilaku penduduk yang cenderung tidak peduli dengan kebersihan Kota Karawang.
Sawah dan Sampah berdampingan dengan damai
Dan penyelesaiannya harus revolusioner jangan setengah-setengah, seperti :

1.       Penambahan anggaran untuk penambahan armada dan penambahan SDM khususnya dibidang teknis (bukan SDM bidang Manajerial), bisa meniru ke DKI Jakarta dengan pasukan oranye dan Biru;
2.       Penegakan SOP yang konsisten, (bisa meniru ke PJKA atau KAI yang sukses merubah kondisi KAI dengan cepat dan tepat sesuai dengan kebutuhan);
3.       Pengangkutan sampah dirubah dari siang ke malam hari, karena malam hari tidak mengganggu aktifitas lain, volume kendaraanpun berkurang, tidak seramai siang hari;
4.       Pembelian mesin tambahan atau mesin pembantu untuk mempercepat pengangkutan sampah;
5.       Penambahan gaji pegawai, karena jam kerjanya dimalam hari gajinya harus dibedakan;
6.       Penegakan sistem funishmen dan reward yang konsisten;
7.       Adanya evaluasi berkala terhadap sistem manajemen sampah;
8.       Penempatan top manajer yang punya tekad yang militan terhadap permasalahan sampah di Kota Karawang (fokus terhadap pekerjaannya).

Saya menulis opini ini, tidak lain tidak bukan, hanya ingin melihat adanya perubahan warga Kota Karawang dalam penanganan terhadap sampah hingga Kota Karawang terlihat kehidupannya serasi dengan motto Kota Karawang Kota Interasih...Indah Tertib....Aman,,,dan Bersih.

Mudah-mudahan opini bermanfaat bagi mkita semua, terimakasih.
Karawang, 9 Juni 2018.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar