Kamis, 24 November 2016

Pembangunan Berlanjut Terus di Kota Karawang




Pembangunan Berlanjut Terus di Kota Karawang

Tradisonal dan modern bersatu
Menyambung opini saya yang terdahulu, tentang sawah terakhir di kampung Lubangsari Karawang Wetan. Tidak harus menunggu tahunan…, pembangunan gedung sekarang sudah nempel di kampung kami. Menurut infomasi yang kami terima, gedung ini dibangun di atas sawah teknis dengan status sawah bengkok ( sawah milik Pemerintahan Desa), sekarang sudah menjadi asset Pemda Karawang. Bangunan memiliki luas kurang lebih 2 - 3 hektar berikut 2 pembangunan jalan masuk ke gedung ini dan jalan masuk ke kampung kami kampung Lubang Sari.
Tempat air mampir

Jika sudah selesai bangunan ini, Entah untuk apa kegunaannya, untuk Kantor Dinas apa ??, bagi kami tidak perlu penting, yang penting bagi kami punya harapan terhadap pelayanan Pemerintah Daerah ke masyarakat lebih baik, harus berbanding sejajar antara biaya nyata yang milyaran rupiah dan biaya tidak nyata seperti sawah yang berubah fungsi dengan tingkat pelayanan ke masyarakat. Dengan kata lain biaya yang dikeluarkan tinggi, pelayanan kepada masyarakatpun harus tinggi (lebih baik/lebih prima) lagi di banding yang sudah-sudah.
Alat berat sedang meratakan jalan masuk ke Kmp. Lubangsari

Selama berlangsung pembangunan gedung, banyak manfaatnya bagi warga kampung Lubangsari, setidak-tidaknya ada warga Lubangsari yang bekerja di proyek ini, baik menjadi buruh proyek
Warung kecil yg dikelola warga Lubangsari

atau jadi satpam proyek, juga bisa menghidupi warung kecil yang menyediakan makanan untuk pegawai proyek, hingga mereka tidak perlu jauh-jauh untuk mencari makanan. Ada beberapa harapan yang tidak muluk-muluk dari penduduk kampung Lubangsari untuk menjadi pegawai di kantor itu, cukup menjadi Office Boy atau pekerja Cleaning service, karena mereka menyadari tingkat pendidikan dan keahlian mereka tidak tinggi.
Sawah subur berubah jadi jalan
Selain harapan, ada kekhawatiran terhadap pembangunan gedung ini, seperti pertama gedung ini berdiri di atas sawah, dulunya tempat air hujan yang mampir, limpasan/buangan air dari mana-mana seperti Kampung Guro III, sebelum masuk ke saluran pembuangan yang lebih besar lagi, karena hanya ada 2 saluran dengan kuluwung sempit yang memotong jalan masuk ke kampung Lubangsari.. Sekarang sudah berdiri gedung, tentunya sudah hukum alam air itu akan menyebar kemana-mana (banjir). 
Siang Malam proyek ini dikerjakan

Kedua Gedung ini jika sudah berfungsi 100%, tentunya membutuhkan air untuk berbagai macam keperluan, sedangkan air PAM belum ada di daerah ini. Tentunya gedung ini akan menggunakan air tanah (artesis), seperti masyarakat kampung Lubangsari pada umumnya. Ada kekhawatiran bila memasuki musim kemarau, akan berdampak pada kecukupan akan air tanah ini, tentunya masyarakat kampung Lubangsari lah yang kewalahan kekurangan air, karena umumnya mereka hanya menggunakan mesin sanyo standar/kecil, dibanding dengan gedung ini yang menggunakan sumur bor artesis.
Tapi saya yakin 1000% kekhawatiran ini akan dapat diminimalisir oleh para insinyur sipil yang dipunyai oleh Pemda Karawang, risiko sekecil apapun akibat dampak pembangunan ini dapat di terka sebelumnya dan sudah ada cara penyelesaian yang cepat dan tepat. 
Hamparan sawah ini tentunya akan menyusul juga

Kami menulis opini ini, tidak lain ingin bersumbangsih seperti orang lain terhadap maraknya pembangunan di Kota Karawang… kota tercinta ini. Kami yang dhoif ini tidak punya apa-apa untuk disumbangkan …, uang banyak tidak ada…., anak buah tidak punya, hanya ada ide dan pikiran kami, itupun jauh dari kebenaran mutlak. Mudah-mudahan tulisan opini ini dapat berguna bagi kita semua…amin. Terima kasih.
 
(Karawang, 24 Nopember 2016).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar