Kongres Jeki Siang
dan Jeki Malam
Tentang Sungai
Citarum Di Kota Karawang Harus Di Rebonding.
Seperti biasa Jeki Siang dan Jeki
Malam nongkrong di rumah kedua mereka yatu Pos Ronda. Sepertinya mereka sedang
serius membicarakan kejadian yang masih hangat yaitu masalah banjir di Karawang
dan sekitarnya. Nampak mereka seperti sudah ahli dalam masalah banjir, padahal
mereka tahu masalah itu dari katanya katanya he he he.
 |
foto udara di Bintang alam (den Kumis) |
“Aneh Jek…, di Karawang sekarang
sering terdengar banjir, padahal dulu jarang terdengar banjir, sekalipun ada
banjir ngga seheboh sekarang, segala masuk tivi lah. Dulu mah gili-gili atau tanggul jebol baru heboh,
baru bisa masuk tivi, bahkan kita seneng kalo ada yang banjir, kita bisa
mancing gratis, ngejala, nyair, sekarang
mah boro-boro model kita dulu” Jeki Malam membuka pertanyaan dalam kongres kali
ini he he he. “Jangan heran Jek…, sekarang
Karawang penduduknya bertambah, mereka menempati daerah yang memang sejak dulu,
sebelum ditempati oleh mereka, daerah banjir, kenapa kita dulu senang kalo ada
yang banjir, karena yang banjir tanah kosong atau pesawahan, sekarang mah
berubah jadi hunian orang, kalo kita bawa pancingan
ketempat mereka, atau bawa jala,
bisa-bisa kita dimarahin ama mereka, terus tivi sekarang mah banyak tivi
swasta, emang dulu tivi Cuma satu .., TVRI doang” Jawab Jeki Siang.
 |
foto udara Perumnas (den Kumis) |
“Kasihan juga ya…, mereka
hidupnya dibayang-bayangin ama banjir, karena kejadiannya hamper tiap tahun,
asal masuk ke musim penghujan pasti pikiran mereka kapan banjir datang???,
ngungsi ke mana???, angkat-angkat barang lagi…., biaya untuk beli perabot baru
lagi, macem-macem dah pikiran mereka,
emang waktu beli rumah disitu ngga nanya bakal banjir ngga neh tempat, berapa
jauh ke sungai atau solokan (got
besar)” tanya Jeki Malam mencoba menerka yang ada dalam pikiran mereka yang
sering kena banjir ini. “Yahh gimana lagi, merekapun menerima keadaan, ini
risiko hidup berdampingan dengan sungai, keluhanpun tidak terdengar, mungkin
untuk apa mengeluh, disampaikan ke mana??? ke siapa???, ngga bakalan menyelesaikan masalahnya,
bisa-bisa nambah masalah he he he” Jawab
Jeki Siang terkekeh. “Lagi pula mereka pendatang, mana tahu di belakang rumah
mereka ada sungai atau solokan, yang
bisa bikin banjir…, yang penting ada rumah…, deket ama pekerjaan, nyicil lagi”
tambah Jeki Siang.
 |
foto udara karawang indah (den Kumis) |
“Jek…, sebelum dibangun
perumahan, tentunya disurvey dulu, pengembang juga kan, punya insinyur, untuk
ngitung-ngitung model rumah, juga pasti ngitung masalah banjir, setelah beres
semua …, barulah mereka minta izin ke Pemda setempat…., tentunya Pemda punya
perhitungan ama daerah yang akan dibangun perumahan, jangan sampai menyusahkan masyarakat
nantinya” Tanya Jeki Malam sambil sedikit menjabarkan proses sebelum
pembangunan dijalankan sesuai dengan pengetahuannya. “Maksud kamu, daerah itu
daerah banjir dari dulunya, tapi diizinin aja…, gitu???” Jeki Siang balik Tanya
Jeki Malam, “iya Jek” Jawab Jeki Malam Pendek, “wah itu mah salah alamat Jek,
jangan ama saya atuh, ke mereka yang memberi izin he he he , sori ngga bisa
jawab neh“ jawab Jeki Siang sambil tertawa kecil.
 |
foto udara jembatan Jenebin menghubungkan Kota Karawang dengan Tol |
“Kalo begitu…menurut penerawangan
ente…apa yang jadi penyebab utama banjir ini” Tanya Jeki Malam, “Hmmm..menurut
saya, penyebab utama banjir adalah…..aer…., he
he he” Jawab Jeki Siang sambil terkekeh melihat roman muka Jeki Malam yang
jengkel, “yaaah kalo itu jawabannya, anak-anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
juga bisa, kaga perlu ente yang jawab tauuuuu….”timpal Jeki Malam jengkel
sekali. “serius dikit….biar pemirsa budiman seneng bacanya he he he” Jeki Malam meminta sohibnya untuk serius menjawabnya (eh..emang
ada mau baca neh tulisan he he he ).
 |
foto udara blok U (den kumis) |
“Jek…., menurut mereka yang suka
ngomong di tivi, katanya penyebab banjir khususnya di Jawa Barat seperti
Bandung, Karawang dan sekitarnya, adalah curah hujan yang ekstrim mengakibatkan
sungai citarum yang lewatin ke dua kota ini luber, tumpah kemana-mana” jawab
Jeki Siang mengutip jawaban dari orang diwawancarai oleh reporter TVRI dan tivi
swasta. “Perasaan jawaban “cuaca ektrem” itu mah, sudah sering disebut-sebut
penyebab dari semua bencana banjir, longsor, kemarau, kapal karam,……, kayak
ngga ada alasan laen deh, emangnya kita hidup di jaman Nabi Nuh???” kata Jeki
Malam, “ jangan melotot dong…, saya meneketehe..,
itukan jawaban mereka di tivi, itu bukan jawaban saya” jawab Jeki Siang jengkel
karena mata Jeki Malam melotot.”Ooo maaf
maaaf, ane mulai semangat, hamper
lupa daratan neh he he he” Jeki Malam
cepat cepat minta maaf ke sohibnya. Dan Nampak keduanya melanjutkan kembali
kongres ini, seperti tidak terjadi apa-apa. Kata para ahli memaafkan adalah
perbuatan kecil, sepele tapi sangat berat sekali dilakukan.
 |
luapan sungai citarum nampak luar biasa (den kumis) |
Nah pemirsa budiman, kongres
sudah mulai panas neh, tapi jangan khawatir pemirsa budiman, saya yakin mereka
berdua walapun pendidikan dan pengetahuan mereka terbatas, saya yakin mereka
tahu banyak cara bergaul yang elegan, tidak dengan mudah terpancing emosi.
Mereka bisa memperlihatkan cara berpikir dan bertindak orang dewasa, seperti
tidak memperlihatkan pemaksaan kehendak, mau mengalah untuk kebersamaan.
Dijamin tidak saling lapor seperti di tivi-tivi he he he.
 |
luapan Citarum luar biasa (den kumis) |
“Jek…, menurut ane yang bodoh
ini, cuaca itu dari Tuhan YME, kalo kondisi sekarang ini akibat cuaca ektrim,
mereka secara tidak langsung telah menyalahkan Tuhan dong?????’ Tanya Jeki Malam ke sohibnya. “
Ane kaga yakin Tuhan akan mencelakakan makhluknya dengan mengirim cuaca ektrim”
sela Jeki Malam sebelum dijawab oleh Jeki Siang. “ Betul sependapat Jek, bahkan
Tuhan itu Rahman rohim….. Maha Pengasih dan Penyayang kepada
makhluknya” kata Jeki Siang. “Iya…, tapi kenapa jadi begini kondisinya bencana
dengan gampang menimpa kita…, banjir, longsor, …pasti ada yang salah urus
disini….siapa???” Tanya Jeki Malam penasaran. “Betul Jek sependapat, yang salah
adalah kita semua…he he he, bukan si
a atao si b, kita semua salah” jawab Jeki Siang. “ Ente inget kata Pa ustad
Ocim Jekrem, bahwa kerusakan di darat dan di laut, karena tangan manusia, inget
ngga ???” Tanya Jeki Malam, “betul Jek… inget, tapi gimana caranya aer hujan
bisa bikin banjir dan longsor” jawab Jeki Siang sambil balik bertanya. “
Syareatnya hujan turun, atao siklus hujan kaga berubah sejak jaman Nabi Adam AS
hingga sekarang, yang berubah mah alam penyangganya seperti gunung dan hutan,
juga sungainya sebagai tempat mengalirnya air dari hulu ke hilir atau ke laut”
jawab Jeki Malam.
 |
terjebak banjir di kawasan industri |
“terusin Jek” dorong Jeki Siang. “Pertama, karena adanya
Matahari. Dengan sinarnya bisa membuat air laut, air sungai menguap, setelah
menguap jadi kumpulan titik-titik air yang kita lihat mah jadi awan. Awan ketebak (kedorong) angin, suhu awan
makin dingin, dan titik-titik air menjadi berat…., jadi hujan turun” Jeki Malam
menjelaskan secara singkat tentang hujan. “Nahh .., yang bikin masalah bila
hujan turun di daratan tinggi atau di pegunungan. Hujan turun langsung ke
sungai, sungai menjadi meluber, jadi banjir dengdeng
atau banjir bandang, dan itu daya rusaknya luar biasa, seperti terjadi kemaren
Di Bandung Kota, penyebab yang asli adalah rusaknya lingkungan sekitar Bandung,
sudah banyak gunung dan hutannya botak dan rata…,beralih fungsi jadi
macem-macem seperti vila, perumahan, mall, hotel. Sehebat-hebatnya hujan turun
ektrim, akan mudah diredam oleh hutan dan gunung yang asri dan hijau, aer hujan
ditahan dulu oleh mereka, sebelum masuk ke sungai atao solokan” tambah Jeki
Malam. “Terus hubungan dengan Karawang ini gimana???, bukan kah ada tiga
bendungan besar yang membendung sungai Citarum ini “Tanya Jeki Siang melanjutkan
pertanyaan. “ Ane bilang tadi, aer hujan turun langsung ke sungai, sungai jadi
meluber, bendunganpun luber, seperti bendungan Saguling..penuh , pasti dibuka
pintu aer, aer menuju ke bendungan Cirata….penuh juga, pasti dibuka pintu
aernya, aer menuju bendungan Jatiluhur….penuh juga, pasti dibuka pintu aernya…,
sungai Citarum meluber lewat Kota Karawang…., dan banjir dimana-mana menurut info yang ane dapet, ada beberapa
komplek perumahan dan komplek industri yang terendam banjir seperti..perum
Karaba, perumnas, Bintang Alam, Karawang Indah “ jawab Jeki Malam dengan enteng laksana seorang
ahli.
 |
foto udara karaba (den Kumis) |
“Jek…, kira-kira menurut kamu ada
solusinya neh banjir di Karawang dan sekitarnya” Tanya Jeki Siang. “Setelah ada
kejadian, mereka rajin-rajin bikin seminar, diskusi, rapat pleno…tentang banjir,
menghasilkan rekomendasi kepada pengambil keputusan seperti Gubernur, Bupati
dan lain sebagainya”, “tapi banjir datang terus” potong Jeki Siang. “Iya..,
sebab rekomendasinya ngga ditindak lanjuti.., hanya sampai disitu, atau nunggu
anggarannya …itukan perlu waktu, bisa setahun…, bisa dua tahun atao lebih
daripada itu” jawab Jeki Malam. “emang biasanya seperti apa rekomendasinya itu
???” Tanya Jeki Siang. “Rekomendasinya seperti penghijauan kembali gunung dan
bukit yang gundul dan botak, penataan bantaran kali Citarum, ini sudah
dilakukan kalo tidak salah satu atau dua tahun kebelakang.., sudah rapih, sudah
beres, tapi sekarang banyak penduduk bikin rumahnya, bahkan kontrakan, tempat
usaha makin ngerangsek mepet ke sungai”, “itu yang sudah dilaksanakan, yang
belum dilaksanakan apa Jek..??” Tanya Jeki Siang. “ Yang belum itu, ini menurut
pengetahuan ane yang dhoif ini adalah
pertama belon ada aturan pembantasan hunian dan hutan di gunung atau bukit, jadi
harus ada batasnya gunung ini atau bukit ini boleh dihuni orang atau tidak,
sekarang kan boleh dihuni sampai ke puncaknya, terus yang kedua, alur sungai
Citarum ini, mulai dari Karawang hingga muara harus lurus, makanya alur sungai
Citarum harus di rebonding” jawab
Jeki Malam mantap. “hua ha ha” jeki
Siang tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawaban alur sungai Citarum harus di
rebonding, rambuuut keleesss hua ha ha. Pemirsa budiman harap
dimaklum aja, kongres dah mulai ngaco neh.
 |
terjebak banjir di kawasan industri |
Setelah reda tertawanya, Jeki
Siang melontarkan pertanyaan kembali, mungkin karena penasaran Jeki Malam
sekarang serba tahu “Jek kamu seperti banyak tahu daerah-daerah mana saja yang
kena dampak Citarum luber ini???”. “Neh Jek..” Jeki Malam sambil mengeluarkan
henpun jenis anyar. Jeki Siang kaget..”pantes aja sekarang mah dia ngga
ketinggalan informasi kayak dulu lagi” gerentes
(kata hati) hati Jeki Siang. “Neh foto-fotonya perumahan yang kena banjir” kata
Jeki Malam sambil memperlihatkan foto-foto di henpunnya”, “Hmm bagus juga ya,
dapet dari mana neh, saya kagum” Tanya Jeki Siang. “Dapet dari temen ane Den
Kumis, dia juga dapet dari was ap grup Perindo” jawab Jeki Malam datar. “Bagus
kan foto-fotonya, ente kan kagum melihatnya??? tanya Jeki Malam. “Iya Jek, Saya
mah bilang itu ke henpun kamu, bukan ke foto-fotonya he he
he “ jawab Jeki Siang dengan santai. “laah…jadi ente bilang bagus dan kagum
itu buat henpun aja he he he “ jawab
Jeki Malam dengan heran. “Iya jek he he
he “ jawab Jeki Siang polos sekali. Dan merekapun tertawa senang semua,
seperti tidak beban hidupnya.
 |
salah satu rumah warga perumahan yg terendam |
Tapi kebiasaan orang kita, selalu
mengedepankan sisi negatifnya, melihat perubahan temen kita, atau sohib kita
curiga lebih dulu, bukannya gembira melihat kemajuan temen kita, maklum jaman
sekarang…, jaman serba instan. “Dapet darimana tuh henpun…, biar ane
tebak…pasti duitnya dapet korupsi ya????” Tanya Jeki Siang. “Setdaaah ampun paralun (tobat) untuk berbuat itu
mah, gini-gini juga ane muridnya ustad Ocim Jekrem, selalu diwarah (dididik) untuk tidak berbuat memalukan seperti korupsi,
lagian ngga ada yang bisa korupsiin…..ane kan penganggur he he he, kalo pengen tahu asal muasal henpun ini ntar aja, laen
waktu he he he” jawab Jeki Malam
sambil terkekeh, melihat hal ini Jeki Siang tambah penasaran. “Tapi bukan hasil
korupsi ya??” Tanya Jeki Siang. “Bukan” , “hasil dari pungli???” Tanya kembali
Jeki Siang, “juga bukan” jawab Jeki Malam pendek. Jeki Malam mulai jengkel
dengan pertanyaan-pertanyaan jeki Siang yang sangat menjurus. “Jek… apa seh
maksudnya ente nanya sampe begitunya” Tanya jeki Malam. “He he he ..saya bersyukur kamu ternyata memegang teguh wurukan (didikan) dari orang tua kita,
guru ngaji kita…, saya khawatir kamu terbawa-bawa arus jaman yang bisa
menjerumuskan kita ke lembah kesengsaraan batin
(jiwa) yang sangat dalam” jawab Jeki Siang datar.
Mendengar jawaban dari Jeki
Siang, mata Jeki Malam berkaca-kaca terlihat setitik air bening disudut matanya
dan memeluk sohibnya dengan erat dan berujar “ Terima kasih Ya Alloh Ya Robi,
melalui syareatnya ente Jek…, saya merasa di lindungi
oleh Yang Murbeung Alam Alloh Dzat Yang
Maha Welas dan Asih”. Terima kasih.
(Karawang 18 Nopember 2016, tidak
lupa mengucapkan terima kasih untuk sohib saya Den Kumis yg telah memberikan
beberapa foto-foto untuk melengkapi tulisan ini, terima kasih).