Rabu, 23 Maret 2016

ANTARA KOTA KARAWANG - MERAK - BAKAUHENI KALIANDA


ANTARA KOTA KARAWANG – MERAK –  BAKAUHENI KALIANDA

 Ada teman yang bernama Awi, dia berasal dari Solo belum pernah melihat Pelabuhan Merak seumur umurnya, saya maklum wong dia mah orang solo jauh ke Merak, sekarang tinggal di Karawang, hal ini yang jadi pemicu semangat untuk mengajak saya ke Merak.

Setelah sepakat untuk berangkat ke Merak, kami janjian di Stasion Karawang, kenapa di Stasion Karawang, karena kami memilih naek kereta api ke Merak, walaupun harus transit transit di stasion kereta Kemayoran, naek KRL menuju Stasion Angke atau stasion Tanah Abang, karena katanya…, sudah ada perubahan pelayanan di tubuh perusahaan kereta apai.., jauh rubahnya dengan yang dulu dulu, itung itung sekalian membuktikan perubahan yang ada.
Ternyata kami berangkat ke Merak bertambah satu orang lagi, si Awi membawa temen yang sekampung yang sama belum pernah melihat pelabuhan Merak, jadi tambah rame dalam perjalanan dari memperkenalkan diri sampai kongres ke masalah masalah sosial lainnya yang ada dalam benak masing masing. Tanpa terasa kami sudah sampai di Stasion Kemayoran jam 7 pagi, masih pagi kami langsung mencari warung yang sudah buka untuk sarapan.

Sambil sarapan kami ngobrol terus topiknya satu yaitu perubahan pelayan di kereta api, sungguh luar biasa perubahannya, seperti kereta ekonomi semua gerbong ber AC semua tanpa kecuali, penumpang dilarang merokok disemua gerbong dan tiket penumpang terbatas hingga yang naik kereta tidak penuh sesak seperti kereta dulu dan tidak berhenti di semua stasion…, hebaaat.
Setelah sarapan saya suruh si Awi beli tiket KRL ke Stasion Angke dan tanyakan sekalian kereta yang dari stasion Angke ke Merak berangkatnya jam berapa, tidak begitu lama si awi sudah muncul kembali, sebelum saya nanya, si awi lebih dulu ..,bahwa kereta yang dari Angke ke merak sudah berangkat tadi pagi. Mendengar informasi dari si saya dan si awi bengong…, tapi si awi dapat informasi dari petugas loket bahwa ada bis Damri dari Stasion Gambir yang menuju Tanjung Karang Lampung jam 8 berangkatnya, berarti sebentar lagi.

Tanpa menunggu berpikir panjang saya putuskan untuk nlari ke stasion Gambir…, tentunya pake bajaj bukan lari pake kaki he he he…, singkat cerita kami telah sampai ke stasion Gambir..,ya memang dekat sekali antara stasion Kemayoran dan stasion Gambir kurang lebih 3 kilometer. Dan kami langsung membeli tiket bis dimaksud, Alhamdulillah masih tersedia pas untuk 3 orang, harga tiket bis di hitung ke Tanjung Karang, walaupun kami hanya sampai ke Merak, kata si awi tidak apa apa demi mencapai cita cita kita perlu pengorbana yang lebih he he he diiringi tertawa kecut eh kecil.
Singkat cerita kami telah sampai di pelabuhan Merak kira kira jam 11 dan langsung masuk kapal berikut bis nya, “waah gede sekali ya..neh kapal, bis aja bisa masuk dan banyak lagi “ si Ari ngomomg sendiri keheranan. Seluruh penumpang dipersilahkan turun pindah ke dek penumpang di latai 2, karena tidak boleh ada penumpang yang berada di dek mobil.

Dengan penuh semangat si Awi dan si Ari menuju dek penumpang dan langsung ke dek paling atas, karena diatas sana dapat melihat sekeliling pelabuhan Merak yang sangat sibuk dengan keluar masuk kapal Feri dari pelabuhan Bakauheni. Pelabuhan Merak ini 


menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera yang dipisah oleh Selat Sunda, yang menurut informasi selat ini merupakan selat yang paling padat atau sibuk se dunia, masuk akal.., jalur ini dilintasi oleh kapal feri hingga mencapai 90 trip, belum kapal yang melintas dari laut Jawa menuju Samudra Hindia atau sebaliknya.

Dengan muka penuh takjub mereka berdua melihat kapal ini sendiri yang besar dan kapal kapal lain di sekitar pelabuhan Merak, kelihatannya mulut dan tangan mereka tidak berhenti ngomong dan menunjuk nunjuk ke berbagai arah, dan tidak lupa mereka pun memotret dengan henpunnya.

Sebelum masuk kapal ini, saya ingat pesen guru ngaji saya “kalo bertemu dengan air besar, sungai, danau,  laut.., baca asalamualaikum ya Nabiyulloh Khidir AS dan bertemu dengan daratan baca asalamualaikum ya Nabiyulloh Yahya AS” pada hakekatnya Allah SWT lah yang menyelamatkan kita” , dan itu sampai sekarang selalu saya ingat dan saya praktekan.
Kapal mulai bergerak meninggalkan pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni Lampung, terlihat dari sebelah utara langit mulai mendung mao turun hujan. Bukan hujannya…tapi ombaknya yang bikin saya agak degdegan, sekurang kurangnya saya bisa mabuk laut karena ombak tinggi tinggi. Betul sekali tidak lama kemudian hujan turun dengan deras, tapi kapal terus melaju kearah Bakauheni.

Tidak lama kemudian kapal mulai merapat ke Pelabuhan Bakauheni, dengan cekatan kapten kapal merapatkan badan kapal ke sandaran pelabuhan, hujan mulai reda cenderung berhenti, dan saya pamit ke kondektur bis Damri, bahwa saya turun di Bakauheni.
Setelah cukup puas jalan jalan di pelabuhan Bakauheni, kamipun langsung pesen tiket pulang kembali ke Merak, karena mao mengejar kereta yang menuju Angke, dan diteruskan menuju ke Karawang memakai kereta yang terkahir jam 7.30 keberangkatan stasion Kemayoran.
Jam 22.00 atau jam 10 malam kami bertiga sampai ke stasion Karawang, terdengar suara pelan dari si Awii dan si Ari rasa syukurnya kepada Tuhan YME yang berkenan mengiizinkan dapat melihat pelabuhan Merak bahkan lewat…sampai ke Bakauheni, ini pengalaman yang jarang didapat dalam 1 hari bisa mejelajah antar pulau. Kami pamitan berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing dengan selamat... Amin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar