Jumat, 08 April 2016

ANTARA KOTA KARAWANG - KEBUN RAYA BOGOR







Antara Kota Karawang – Kebun Raya di Bogor.

Tidak bisa dipungkiri ngumpul atau jalan jalan atau pihnik dengan keluarga merupakan salah satu kenikmatan yang luar biasa. Kami sekeluarga pada libur panjang memanfaatkan waktu luang untuk berkunjung ke petilasan tuan tuan penjajah di Bogor yaitu Kebun Raya Bogor.

Pagi pagi setelah sembahyang subuh kami sudah meninggalkan rumah untuk menuju stasion Karawang, kenapa saya tidak mempergunakan mobil pribadi ?, saya ingin memperkenalkan kepada kedua anak saya, bahwa ada kendaraan yang ekonomis dan praktis untuk bepergian di banding dengan kendaraan mobil yaitu kereta api, juga untuk memperkenalkan bahwa kereta api lah yang membawa ayahnya bekerja ke Jakarta, tiap hari berangkat subuh pulang malam selalu naik kereta api.
Setelah membeli tiket, kami langsung ke warung nasi uduk untuk sarapan yang sangat enak rasanya dibanding tukang uduk lain. Pas setelah kami sarapan uduk, kereta api yang akan membawa kami sekeluarga ke Jakarta, telah diumumkan akan datang di spur 4. Tanpa ada komando, para penumpang yang sudah mempunyai tiket sudah berkumpul di peron 3 dan peron 4.

Dengan tertib para penumpang naik ke gerbong untuk mencari tempat duduk yang kosong, kami maklum karena kereta api ini kereta lokal tiketnya tanpa menyebutkan tempat duduk, berbeda dengan kereta api jarak jauh, tiketnya akan tertera nomor bangku masing masing, jadi penumpang tidak perlu berebutan kursi kosong.Setelah sampai di stasion Jakarta Kota kami melanjutkan perjalanan ke Bogor dengan Kereta api listrik atau yang dikenal dengan KRL. Kedua anak saya seperti keheranan dengan body kereta pi ini, “ beda ya… ama kereta yang tadi” tanya anak saya yang pertama ke adiknya “iya a.., enakan kereta ini…, lebih dingin …., Cuma tempat duduknya kaya bangku di depan rumah kita he he he he..” jawab adiknya dengan riang.
Tidak menunggu lama kereta KRL  berangkat menuju kota Bogor kira kira 1.5  jam perjalanan, dalam perjalanan mereka berdua kaget dan heran karena keretanya ada diatas jalan raya, dan pemandangan cukup lapang hingga bisa melihat jarak jauh ke sekelilingnnya.
Sesuai dengan perkiraan kami telah sampai di stasion Bogor, dan cukup dekat dengan Kebun Raya Bogor, hingga kami berjalan kaki menujunya, karena masih cukup pagi lalu lintas masih lengang dan kelihatan asri kota Bogor tanpa ada angkot yang berjubel.
Setelah membeli tiket masuk ke Kebun raya, kedua anak saya keheranan dengan rimbunnya pepohonan dan sangat luas sekali. Anak saya yang pertama yang sering melontarkan pertanyaan tentang pepohonan yang ada di Kebun Raya ini, sampai siapa yang membuat kebun ini. Saya seperti biasa sebelumnya saya membuka Mbah Google he he he he , jadi hamper semua pertanyaan anak saya yang pertama bisa selalu saya jawab, walaupun tidak sempurna.
Kalo dipikir pikir sempet sempetnya mereka Tuan tuan penjajah membuat kebun ini hingga puluhan sampai ratusan koleksi pepohonan yang tumbuh di pelosok Nusantara. “yah….. kira kira untuk apa mereka membuat kebun seluas ini ?, kan waktu itu hutan masih banyak .., pohon pohon masih banyak dimana mana.., kan ngga perlu cape cape ngumpulin pohon pohonan?” tanya anak saya yang pertama, “mereka itu berpikirnya sangat panjang jauh melebihi jaman…, mungkin mereka sudah 


memperkirakan jaman yang akan datang manusia makin banyak , tentunya membutuhkan lahan untuk tempat tinggal, pabrik.., lahan makin sempit.., tidak ada lahan lagi.., maka mereka membuat kebun seluas ini, terus mereka menanam pohon pohon jangan sampai pohon pohon ini punah”, “ selain itu Yah..?”, “ selain itu mereka suka sekali mengadakan penelitian penelitian…, jadi mereka ngga perlu ke tengah hutan untuk melihat satu pohon…, cukup datang ke kebun raya ini sudah cukup” jawab saya sambil meminum air mineral kehausan, karena cukup lumayan juga berjalan kaki mengelilingi kebun raya ini. “Yah…, kira kira berapa meter luasnya Kebun Raya ini..?” tanya anak yang kedua, “kira kira 80 hektaran, bukan meteran lagi ngitungnya, itu sama dengan 80.000 meter “ jawab saya ragu ragu akan keakuratan luasnya ini kebun.
Ternyata di dalam Kebun raya ini sudah komplet fasilitas, serba ada dan mudah, hingga pengunjung tidak perlu susah susah keluar untuk membeli minuman atau makanan. Setelah puas berkeliling dan foto foto, kami memutuskan untuk mengisi tengki yang ampernya sudah menurun he he he alias lapaaar….., kami memilih tempat yang strategis dan cukup lapang pemandangannya bisa melihat hamparan rumput hijau dan pepohonan yang rimbun.


“Yah…, kira kira si Tuan Brosman ini bikin Kebun raya ini untuk siapa…?” tanya anak saya yang pertama dengan mulut masih penuh dengan makanan, “he he he … “ anak saya yang kedua terkekeh kekeh mendengar kakaknya menyebut Tuan Brosman, saya pun ikut tertawa…, dan berpikir dari mana dia dapat nama Tuan Brosman dari siapa…ya??, “a.., Tuan Brosman itu siapa..?” tanya adiknya sambil tertawa terus, “ Tuan Brosman orang Belanda yang ngejajah kita” jawab kakaknya dengan yakin.
Mendengar diskusi kedua anak saya ini, saya cepet cepet membuka Google untuk dapat informasi lebih lengkap. “ neh a…, menurut info di google, bentuk kebun yang sekarang ini oleh Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, tapi cikal bakal kebun ini sudah ada sejak jaman Sri Baduga Maharaja atau Prabu siliwang.
“Ooo jadi bukan tuan Brosman yang bikin nya?? he he he” jawab anak saya pertama sambil tertawa kecil, “ he he he si aa salah” ledek adiknya, “jadi Tuan Thomas Raffles dan Tuan Prabu siliwangi ..itu siapa…???’” kakaknya balik tanya, “waduh panjang neh cerita” dalam benak saya, belum saya jawab, emaknya anak anak sudah teriak, “ wah sudah siang neh yu kita pulang.., ntar ketinggalan kereta yang ke Karawang” emaknya anak anak mengingatkan sedikit menjurus perintah untuk pulang kembali Karawang.
 




Melihat muka anak yang pertama emak anak anak berujar ”jawabannya… aa.., kamu juga ade… harus sering baca buku sejarah.., atao buka google di henpunnya.., jangan maen gem melulu”, “ duuh… baik bu “ jawab kedua anak saya dengan kompak dan sedikit agak jengkel.
 Setelah membayar makanan ke kasir, kami langsung menuju kembali stasion kereta Bogor untuk membawa kami ke Jakarta dan terus ke Karawang, kira kira jam 7 sore kami sudah sampai ke rumah dengan selamat sempurna.
Sebelum istirahat tidur, saya membuka buku Historis of Java, pikiran saya membandingkan Sri Baduka Maharaja dan Tuan Raffles dengan pelaku jaman sekarang,  walaupun mereka berdua sangat jauh berbeda dalam menerima pendidikan, tapi pikiran mereka sama… ingin melestarikan alam, agar dapat bermanfat bagi kehidupan manusia dimasa mendatang. Dan salah satu manfaatnya sekarang terbukti dapat dirasakan oleh kita sekarang.
Sampaikan kapankah keberadaan kebun Raya Khususnya Kebun Raya Bogor dan umumnya kebun raya yang tersebar di pelosok negeri ini, karena melihat kondisi sekarang sepertinya orang orang sekarang tidak boleh melihat tanah kosong, sawah kebun, bahkan hutan…, dibebaskan dan terus didirikan bangunan bangunan untuk kepentingan bisnis semata. Dan adakah kira kiranya tuan tuan tanah jaman sekarang yang berpikiran seperti Sri Baduga Maharaja dan Tuan Thomas Raffles…., hanya Tuhan Dzat Yang Maha Tahu yang tahu jawabannya.  
================================================================================





Tidak ada komentar:

Posting Komentar