Jumat, 16 November 2018

Filosofi Pohon Pisang Dalam Kehidupan Kita.


Filosofi Pohon Pisang Dalam Kehidupan Kita.
Sebelum berbuah tidak mati
Dalam pembelajaran berkehidupan atau bermasyarakat, tidak harus melalui jalur formal biasa yang ada kurikulumnya, ternyata alampun memberikan pembelajaran kepada kita, hanya kita luput memperhatikan pembelajaran dari alam yang kita pijak ini.

Salah satunya pembelajaran dari pohon pisang yang tidak asing bagi kita, apalagi kita hidup di Indonesia banyak ragamnya pohon pisang dari sabang sampai merauke. Kita akui pemahaman pohon pisang hanya sampai ke buahnya yang banyak manfaat bagi kita, baik dari segi kesehatan maupun yang dari perekonomian.

Tiap daerah mempunyai dan memberikan nama yang berbeda-beda, tapi sekurang-kurang kita dapat mengenal nama sebagai berikut : Pisang Kapas, Pisang Raja Sereh, Pisang Kepok, Pisang Uli, Pisang Tanduk, Pisang Nangka, Pisang Ambon, Pisang Moli, Pisang Bangkawulu, Pisang Batu, Pisang Uli, Pisang Mas, Pisang Raja dan sebagainya.

Kegunaanya bermacam-macam seperti menurunkan tekana darah tinggi, memperbaiki pencernaan, meningkatkan kesehatan jantung, menumbuhkan sel baru dan sehat, kaya akan vitamin C, melawan anemia dan menekan rasa lapar (saya kutip dari beberapa atikel).
Tetapi menurut “elmu kirat” dibalik semua itu diatas ada pembelajaran dari pohon pisang yang perlu kita cermati, karena sangat berhubungan dengan suasana pergaulan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :

1.    Pohon pisang yang belum berbuah, bila kita tebang pohonnya,  tidak akan mati,  esok harinya akan tumbuh tunas baru dibekas batang yang ditebang. Akan tetapi bila sudah berbuah dan buahnya diambil, maka pohon pisang itu tidak lama lagi akan mati sendiri walau tanpa ditebang batang.
Pembelajarannya adalah pohon pisang tidak mati sebelum berbuat kebaikan atau hal yang bermanfaat kepada lingkungan…, bagaimana dengan kita?????.

Punya anak tidak punya bapak
2.    Sisi negatifnya adalah pohon pisang mempunyai anak tanpa bapak. Pembelajarannya adalah nasihat kepada keluarga kita yang mempunyai saudara perempuan jangan terjadi seperti pohon pisang punya anak tanpa bapak, apalagi jaman now serba canggih dan instan.

Apakah permirsa budiman sependapat dengan “elmu Kirata”???, mudah-mudahan ulasan sederhana ini bermanfaat bagi kita semua, terimakasih.

Karawang, 16 Nopember 2018..






Tidak ada komentar:

Posting Komentar