Rumah
Singgah Karawang di Bandung
 |
Plakat Peresmian Rumah Singgah Karawang Di Bandung (Dokumentasi : La Ode Ahmad.com)
|
Masalah kesehatan dan
pengobatan masyarakat dimana-mana hampir ada di tiap Propinsi dan
Kabupaten/Kota seperti selalu menjadi permasalahan yang tidak berujung selalu
timbul masalah-masalah baru, baik yang ditimbulkan oleh masyarakat itu sendiri
maupun intensitas koordinasi dan sosialisasi, pengawasan dan evaluasi antar
instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/kota belum
tepat sasaran, atau masih adanya egosektoral di masing-masing stakeholder. Yang dampaknya terlambatnya
dan makin menumpuknya permasalahan untuk ditangani atau diselesaikan dengan
cepat dan tepat oleh masing-masing stakeholder.
 |
Gunting Pita Bersama Para Pejabat (Dokumentasi : Taktik.co.id) |
Masalah yang sering
ditimbulkan oleh masyarakat itu sendiri berkaitan dengan kesehatan adalah masalah
biaya dan terlambatnya untuk berobat ke Puskesmas atau klinik terdekat, padahal
Puskesmas sudah ada di tiap kecamatan dan siap untuk melayani masyarakat untuk
berobat dan ambulance yang siap
mengantar pasien ke rumah sakit. Setelah penyakit itu kronis baru pasien itu
dibawa ke rumah sakit, alasannya klasik yaitu keterbatasan biaya yang dipunyai
masyarakat, tentunya bila langsung ke rumah sakit ada tahapan SOP yang
diloncati, inipun jadi permasalahan tersendiri, baik masyarakat maupun aparatur
pemerintah yang melayaninya.
Upaya Pemerintah sudah
mengatasi permasalahan kesehatan ini sudah dipikirkan dan tidak sedikit
mengeluarkan biaya, dari pembangunan Puskesmas, penyediaan ambulance, obat-obatan dan penyedian para medis, bahkan Pemerintah
mengeluarkan berbagai jenis kartu untuk meringankan beban masyarakat dalam
pembiayaan seperti kartu untuk seperti Gakin, Jamkesmas, Jamkesda, BPJS dan
lain sebagainya. Tetapi permasalahan tetap ada bahkan lebih dari perkiraan kita,
masalah pengurangan biaya sudah bisa tangani, tetapi biaya lain yang harus
dipikul oleh masyarakat tetap ada, seperti biaya hidup bagi pasien dan
keluarganya selama perawatan di rumah sakit, biaya tranportasi bolak-balik ke
rumah sakit dan itu cukup lumayan besar dan sangat memberatkan bagi masyarakat
yang tidak mampu. Seperti masyarakat yang berobat harus dirujuk ke rumah sakit
tingkat propinsi seperti rumah sakit Hasan Sadikin di Bandung atau RSCM di
Jakarta.
 |
Siap melayani masyarakat Karawang (Dokumentasi : Karawangkab.go.id) |
Untuk meringankan beban yang
dipikul oleh masyarakat Karawang yang berobat dirujuk ke rumah sakit Hasan
Sadikin Bandung. Mulai tanggal 12 September 2018 hari Rabu jam 09.00 WIB di
Jalan Tawakal No. 19 Sukajadi Bandung, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana telah
melakukan terobosan baru dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat Karawang
dengan meresmikan Rumah Singgah, agar masyarakat Karawang yang berobat tidak
perlu bolak-balik Karawang Bandung yang cukup memakan waktu, biaya dan tenaga.
Menurut informasi dari Dinas
Kesehatan Karawang ”bahwa rumah singgah dimaksud mempunyai 6 kamar dengan 2 orang
petugas yang siap membantu pasien dan keluarga pasien, bahkan pasien selama
tinggal di rumah singgah tanpa dipungut biaya, dan mendapat makan 3 kali sehari
untuk pasien dan seorang pendamping pasien tentunya dari pihak keluarga pasien.
Selain itu fasilitas rumah singgah juga mempunyai 1 unit ambulance yang siap dtempat. Adapun masyarakat Karawang yang bisa
menempati rumah singgah ini harus mempunyai surat rujukan dari RSUD Karawang,
KTP Karawang dan KK Karawang”.
Saya selaku masyarakat
Karawang mengapresiasi apa yang sudah di lakukan oleh Bupati Karawang Cellica
Nurrachadiana beserta jajaran dalam rangka pelayanan kesehatan masyarakat
Karawang tercinta ini, dan semoga Dzat Yang Maha Agung melimpahkan rahmat dan
hidayat kepada mereka yang sudah menumpahkan pikiran dan tenaga untuk
meringankan beban masyarakat Karawang.
Mudahan-mudahan ulasan
sederhana ini bermanfaat bagi kita semua, terima kasih.
Karawang, 14 Nopember 2018.