Rabu, 17 Mei 2017

Tukang Sol Sepatu Sepanjang Jalan Tuparev Karawang.

Tukang Sol Sepatu Sepanjang Jalan Tuparev Karawang.

Menjahit sepatu dengan tatapan yang optimis
Sesuai dengan definisi ilmu ekonomi yaitu mempelajari prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Berbagai cara untuk mendapat upah untuk membeli kebutuhan hidupnya, ada jadi pedagang, tukang beca, supir angkot, pegawai negeri dan lain sebagainya.
Sedang mengerjakan orderan
Dengan kemajuan jaman sekarang ini, serba canggih, serba otomatis, serba mudah, bahkan serba robot. Ternyata masih ada profesi yang (mungkin) sudah harus ditinggalkan, karena kemajuan yang sudah demikian rupa, serba mudah dan gampang. Ada kerusakan langsung dibuang ganti yang baru, tidak perlu diservise kembali atau diperbaiki kembali.

Di sepanjang jalan Tuparev Karawang ada profesi memperbaiki sepatu atau sendal yang yang sudah rusak, menjadi layak kembali untuk dipakai. Profesi disebut “Tukang Sol”. Dengan alat sederhana yaitu jarum, benang, lem dan semir/cat sepatu. Dengan terampil mereka memperbaiki sepatu atau sendal rusak agar dapat dipakai kembali tanpa harus membeli yang baru. Biaya sangat jauh sekali apabila kita membeli sepatu atau sendal yang baru, sangat murah dari Rp.10.000.-  – Rp.20.000,-, bahkan mereka tidak pasang tarif, tarif sewajarnya dan tergantung dengan kerusakannnya.
Tukang sol pun perlu makan siang

Tukang sol ini banyak berjejer sepanjang jalan Tuparev, tidak kurang ada 10 orang tukang sol. Dari pintu kereta api sampai pertigaan “Eng Siu Tong”, nah mereka mangkal disana, bila anda membutuhkannya datang ketempat ini saja.

dengan wajah optimis menanti orderan
Jika kita lihat mereka mangkal nempel di depan toko-toko, mempersempit trotoar. Sepertinya ada aturan yang dilanggar, tapi satu sisi merekapun punya andil besar terhadap berpenghidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa merepotkan negara dan Pemerintah , mereka bisa menafkahi keluarganya dengan layak, walaupun jauh dari kemewahan seperti kita sering kita lihat  di acara televisi.  Tuhan itu Maha Adil, walaupun profesinya model begini, tidak memerlukan alat canggih, tetap ada rezekinya, asal mau bekerja.


Nempel di depan toko menunggu rezeki halal

“Yang penting Halal dan membawa berkah pada kehidupan saya, mohon dimaklum saja, saya melanggar aturan, apalagi dengan jaman sekarang.., pendidikan saya hanya sebatas Sekolah Dasar, tentunya ilmunya sedikit, dengan modal itu tidak lebih tidak kurang, apa yang mau diharapkan...., demi upaya untuk melangsungkan hidup saya dan keluarga, saya lakonan” itu ungkapan dari hati nurani  mereka.

Mendengar ungkapan itu , saya tertegun sejenak. Dengan membandingkan kenyataan, rakyat kecil dengan pikiran yang sederhana, tidak muluk-muluk, hanya itu yang mereka cari. Ternyata kita harus mau bercermin kepada mereka yang sederhana dan jujur. Bukan kepada mereka yang kaya dan  pinter, tapi kenyataannya sering meminterin orang.  Terima kasih tukang sol yang telah memberikan setitik cahaya kehidupan kepada saya. Terima kasih.


Karawang 17 Mei 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar