Filosofi Pohon Bambu
Dalam Dunia Politik
![]() |
Puhu atau pangkalnya pohon bambu tidak bergeser walaupun ada angin besar |
Pohon bambu pohon yang sangat
familiar dengan warga kita, karena hampir di pelosok negeri kita pohon bambu
bisa tumbuh dengan subur. Pohon bambu banyak jenisnya kurang lebih 150 jenis
bambu yang tumbuh di negeri kita. Kegunaannya beragam seperti untuk pagar,
tiang rumah, dinding rumah, plafon rumah, rakit, tali, alat musik, alat untuk
keperluan rumah tangga ( sebelum plastik merajalela bambu merupakan bahan utama
untuk alat rumah tangga ), bahkan untuk bahan makanan dan sayuran seperti rebung/iwung atau bambu muda.
![]() |
Alam memberikan pembelajaran untuk bijaksana |
Selain itu pohon bambu mempunyai
filosofi untuk kita pikirkan dan praktek dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
dalam kehidupan berpolitik seperti tahun depan karena tahun 2019 adalah tahun
pemilihan Presiden negeri kita ini.
Seperti pengalaman yang
sudah-sudah setiap ada pemilihan umum baik itu untuk pemilihan anggota Dewan, Bupati,
Gubernur atau Presiden selalu diikuti oleh kegaduhan-kegaduhan yang bisa
memancing terpecahnya keragaman, keguyuban, keharmonisan dan kekeluargaan
bangsa yang sudah terbina ratusan tahun ke belakang.
Umumnya kegaduhan-kegaduhan
terjadinya di akar rumput atau di kalangan bawah, di kalangan atas atau
kalangan elite hampir tidak pernah terjadi kegaduhan seperti kegaduhan yang
terjadi di kalangan bawah atau masyarakat biasa. Tidak boleh mendengar
isue-isue atau pendapat yang miring sedikit...langsung gaduh. Lebih miris lagi
kegaduhan diikuti oleh tindakan anarkis....., sungguh memprihatinkan dan
memalukan sebagai bangsa yang mempunyai budaya toleransi tinggi yang sudah
hidup dalam prikehidupan berbangsa dan bernegara sejak dahulu kala, kalah oleh
kepentingan sesaat dan terbatas.
Ini sudah digambarkan atau
diperlihatkan oleh pohon bambu yang tumbuh di sekitar kita, tapi luput dari
perhatian kita. Tentunya kita akan bertanya dimana letak pembelajaran pohon
bambu kepada kita ?????.
Menurut “elmu kirata”, bila kita
dekat atau tinggal dekat serumpunan pohon bambu, kita sering mendengar suara-suara
krak-krak yang dihasilkan oleh gesekan-gesekan ujung pohon bambu yang
tertiup angin, bahkan ada ujung batang atau ujung bambu yang patah akibat
gesekan itu. Dengan tiupan yang kecilpun ujung bambu selalu bergesekan, apalagi
dengan tiupan angin yang kencang gesekannya akan mengeluarkan bunyi yang keras,
bila terjadi dimalam hari akan menakutkan, tetapi puhu atau pangkal pohon bambu tidak bergeser sedikitpun walaupun
angin bertiup sangat kencang tetap diam ditempatnya.
Dalam kehidupan berpolitik, khsususnya
dalam menghadapi pemilihan umum, yang selalu diikuti oleh kegaduhan yang sering
terjadi di kalangan bawah atau dimasyarakat langsung, bahkan tidak sedikit
berujung kepada bentrok fisik secara langsung hingga berdarah-darah untuk
membela kepentingan yang sesaat, atau membela kepentingan satu warna padahal
kita hidup berwarna sejak dulu kala. Di kalangan atas atau kalangan elite
apakah sama dengan gaduhnya dengan kalangan bawah..., tentu tidak mereka bahkan
bisa duduk bareng, ngobrol bareng, ngopi bareng seperti tidak ada permasalah
diantaranya, bahkan mengeluarkan darah setetespun mereka tidak pernah, saya
kira sudah cukup darah yang diteteskan oleh bangsa kita sewaktu bangsa ingin
lepas dari belenggu penjajahan, jangan ditambah dengan tetesan darah yang
kiranya tidak perlu.
Melalui tulisan sederhana ini
saya ingin menyampaikan harapan kepada semua lapisan masyarakat, kalangan elite
atau kalangan bawah hendaknya bisa menempatkan prilaku yang bijak dan santun
terhadap isue-isue yang beredar di tengah-tengah masyarakat berkaitan dengan
pemilihan umum, jago yang diusung atau warna yang dipakai. Khususnya golongan
masyarakat yang tidak mempunyai kepentingan secara langsung, hanya mempunyai
kewajiban untuk datang Tempat Pemungutan Suara atau TPS dan menyoblos
pilihannya, tanpa harus di sampaikan pilihannya secara terbuka ke masyarakat,
karena siapapun yang jadi Presiden, Gubernur atau Bupati itu pemimpin
masyarakat semua tanpa kecuali, pilihan kita semua, kita dukung semua
program-program beliau, karena kita harus yakin bahwa tidak ada pemimpin bangsa
kita yang akan menjerumuskan rakyatnya ke jurang kemiskinan.
Karawang, 23 September 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar