Antara Kota Karawang dan
Gayo Lues Aceh
![]() |
Ibu Hajah Nur Juli beserta Keluiarga |
Untuk pertama kalinya, pada awal
bulan Maret 2017 saya diizinkan oleh Alloh SWT untuk mengunjungi tanah Gayo
Lues Aceh. Sebetulnya karena kebaikan teman saja, saya bisa diajak ke Gayo lues
Aceh.
![]() |
Hotel Sarah Juli |
Seperti biasa kami berangkat dari
terminal Klari menuju Bandara Sukarno Hatta menggunakan Damri. Armada ini
sangat membantu warga Karawang untuk bepergian ke Bandara Sukarno Hatta, tidak
harus repot-repot ke Jakarta lagi.
![]() |
Hotel Sarah Juli |
Sebetulnya ada 2 rute untuk ke
Gayo lues ini, pertama dari Jakarta ke Banda Aceh, terus ke Gayo Lues dengan 2
rute pula, rute darat berjarak kurang lebih 500 km, dan rute udara. Rute ke dua Jakarta ke Medan Sumatera Utara,
terus melalui jalan darat kurang lebih 325 km dan rute udara.
![]() |
Gunung Sinabung |
Teman saya memilih rute Jakarta
Medan dan terus melalui jalan darat, memilih opsi ke dua, karena lebig dekat
diobanding dengan Banda Aceh, juga memilih jalan darat karena pertimbangan
cuaca, yang selalu berubah dengan cepat, dari cuaca cerah menjadi hujan. Karena
saya posisi yang diajak jadi ngga perlu memberi pendapat he he he, tahu dirilah, padahal saya ingin lewat udara, karena
waktu sangat singkat dibanding dengan jalan darat, yang memerlukan waktu kurang
lebih 10 jam.
![]() |
Gunung Sinabung ditutupi awan |
Setelah mendarat di Bandara
Kualanamu Medan, kami langsung ke Gayo Lues melalui jalan darat. Memang banyak
yang dilihat, banyak pemandangan baru dilihat secara langsung dan dekat oleh
saya seperti Gunung Sinabung yang meletus beberapa bulan lalu, Kota Brastagi,
yang selama ini saya tahu Kota Brastagi itu dari permainan monopoli he he he.
![]() |
salah satu keindahan Genting |
Cuaca sangat cerah, matahari
sinarnya tidak terhalang oleh awan, kami tidak menghidupkan ac, karena udara
diluar kendaraan sangat sejuk sekali, sekelilingnya
gunung-gunung. Sepanjang perjalanan sepertinya tidak ada jalan yang lurus...,
belok-belok melulu. Kiri kanan tebing dan jurang yang lumayan cukup ngeri kalau kita
sempat menolehnya. Dan banyak bekas-bekas longsoran tanah tebing, karena musin
hujan ini , daerah seperti ini sering terjadi tebing longsor, penyebabnya struktur
tanah labil, campuran tanah dan batu kericil juga banyaknya pepohonan yang di
tebang tidak di tanam kembali, akibatnya tidak ada yang menahan lajunya air
hujan, dan tidak ada akar pepohonan yang dapat merekat tanah hingga kuat
terhadap gerusan air hujan.
![]() |
Tempat ngopi dan pemandangan indah |
Pukul 10 malam kami tiba di Kota
Gayo Lues, terlihat sangat indah di malam hari dengan lampu yang menerangi kota
Gayo Lues yang berkontur alam berberbukit-bukit. Kami langsung diantar ke Hotel
Sarah Juli di jalan Kongbur Gayo Lues Blang Kejeren, atas rekomendasi dari
temannya teman saya, yaitu Kamisin
dan Abdi, rupanya kedua orang ini
teman kuliah teman saya.
![]() |
Tertutup kabut |
Kami langsung diterima oleh yang
punya Hotel Sarah Juli yaitu Ibu hajah Nur Juli, beliau sangat ramah sekali,
anggap saja rumah sendiri tutur beliau. Setelah mendapat kamar saya langsung
rebahan. Saya merenung mengingat kembali perjalanan tadi. Rupanya dalam kondisi
cuaca seperti ini, sama saja resikonya, di jalan darat berpotensi untuk
longsor, dan itu banyak dijumpai bekas-bekasnya, bahkan kita masih untung tidak
terjebak oleh longsor, kalo kita terjebak longsor belum tentu kita sampai ke
sini dalam waktu yang cepat, bisa satu hari atau lebih ungkap bapak Rasidin supir
yang membawa kami ke Gayo Lues.
![]() |
Akan lebih indah bila ada pepohonannya |
Esokan harinya , teman saya
langsung bertemu dengan Kamisin dan Abdi, saya tidak diajak. Jadi saya
pihnik sendiri he he he langsung
berputar-putar naik beca khas Gayo Lues, yaitu sepeda motor dimodifikasi hingga
ada tambahan untuk orang atau barang disamping sepeda motor. Sungguh nikmat
sekali karena pemandangan indah dan berhawa sejuk. Bahkan pengemudi beca
menawarkan saya ke daerah Genting, yaitu
daerah rekreasi yang berada di dataran lebih tinggi. Tanpa bisa menolak saya
oke in langsung. Cukup lumayan jauh, tapi terobati setelah sampai di sana....,
betul sekali pemandangan sangat indah sekali dan hawanya sejuk sekali, badan saya
mengigil kedinginan lupa membawa jaket.
Untuk menghilangkan hawa dingin,
saya masuk ke warung atau kedai kopi yang khusus menyediakan kopi Luwak yang sangat terkenal seantero
dunia. Disini kita dapat langsung melihat proses pembuatan kopi luwak dari kopi
yang dimakan sama Luwak hingga digiling manjadi kopi luwak siap seduh......(alhamdulillah saya tidak melihat luwak
yang sedang diare he he he),
sungguh luar biasa rasanya.
![]() |
luar biasa indahnya genting |
Setelah puas melihat pemandangan
dan puas nyerupuk kopi Luwak. Saya langsung
balik kembali Hotel, dan sudah nampak teman saya dengan muka agak jengkel,
karena saya berangkat sendirian saja...he
he he. “ ente mah maseh ada hubungan pekerjaan maseh bisa besok lusa ente
kemari lagi” bujuk saya. “ Betul
juga....kamu, karena kerjaan sudah beres kita siap-siap besok pagi kita
pulang” kata teman saya, “ seeetdah..
ini orang kaga ada capenya kali, baru kemaren nyampe, besok sudah pulang....,
jangan-jangan teman saya ini ngga punya udel kali....he he he” kata saya dalam hati.
![]() |
Nampak hutannya berkurang |
Semalaman saya ngga bisa tidur memikirkan
perjalanan panjang balik kembali, jalannya ada longsor ngga ....longsor ngga, syukur
alhamdulillah dan atas perkenan Nya, kami tiba dengan selamat di Kota
Karawang tercinta ini, dan bisa langsung menulis pengalaman ini. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar